Rabu, Juli 29, 2009

Absolute Revo 110 Mesin Lebih Besar Tapi lebih Irit


Beberapa waktu lalu, PT Astra Honda Motor (AHM) selaku agen tunggal pemegang merek (ATPM) sepeda motor Honda merilis produk terbarunya, Absolute Revo 110. Peluncuran produk baru tersebut seakan menegaskan optimisme AHM dalam menghadapi krisis keuangan global yang sedang terjadi.

AHM kembali mengeluarkan produk tipe bebek (underbone) karena tipe ini masih mendominasi pasar motor terbesar di Indonesia. Untuk tipe bebek di kelas motor berkapasitas di bawah 125 cc, Honda meraih 47,7 persen pangsa pasar. Dari jumlah itu, sebanyak 56 persen dikuasai oleh Revo 100 cc.

Honda Revo terbukti dapat diterima dengan baik di masyarakat. Ini terlihat dari pencapaian penjualan yang mencapai 1,2 juta unit sejak pertama kali diluncurkan pada April 2007 hingga sekarang. Karena itulah, AHM memproduksi Honda Absolute Revo 110 dengan mesin berkapasitas 110 cc untuk semakin memperkuat posisi Revo.

Absolute Revo 110 juga hadir sebagai jawaban Honda atas isu kendaraan (motor) yang hemat energi. Meskipun dari sisi mesin, motor ini tidak jauh berbeda dengan para pendahulunya. Yakni, masih menggunakan mesin empat langkah SOHC. Mesin ini juga menghasilkan daya mesin yang sama dengan Honda Blade yakni 8,46 PS/7.500 rpm dengan torsi maksimum 0,86 kgf.m/5.500 rpm.

Teknologi yang ditanamkan untuk membuat lebih irit bahan bakar adalah EFT (Efficient and low-Friction Technology). Dengan teknologi ini, Absolute Revo 110 mampu menghemat bahan bakar lima persen lebih baik dibanding generasi sebelumnya, Revo 100 cc. Yang menarik, kapasitas mesinnya justru lebih besar. Teknologi ini juga mampu memberikan tenaga 16 persen lebih besar ketimbang Revo 100 cc.

Kelebihan lainnya adalah Absolute Revo 110 lebih ramah lingkungan. Sebab, motor ini telah memenuhi standar EURO 2. Teknologi yang membuat hal ini menjadi mungkin adalah SASS (Secondary Air Supply System) dan CECS (Crankcase Emission Control System).

Dengan dua teknologi tersebut, motor yang memiliki jarak sumbu roda 1.221 mm dan tipe rangka tulang punggung ini mampu menghasilkan gas buang hasil pembakaran dengan emisi lebih rendah dan aman bagi lingkungan.Di kelas 110 cc, Absolute Revo 110 bersanding dengan Blade yang lebih dulu diluncurkan. Meskipun bermain di kapasitas mesin yang sama, antara keduanya terdapat perbedaan.

Blade lebih difokuskan untuk pasar bebek sport. Beda dengan Absolute Revo 110 yang bermain hanya di kelas bebek. Pihak AHM menegaskan, keluarnya Absolute Revo 110 untuk menggantikan posisi Revo 100 cc dan Supra Fit X. Dengan begitu, produksi Revo 100 cc dan Supra Fit X yang berkapasitas 100 cc akan dihentikan.

Selain perubahan dari sisi mesin, motor berdimensi 1.925 x 709 x 1.084 mm ini juga mengalami perubahan dari sisi desain. Perubahan tersebut antara lain stylish head light. Yaitu desain lampu depan dan lampu sein yang menyatu dan dilengkapi dengan lampu senja. New key shutter, yaitu sistem penutup lubang kunci otomatis yang dilengkapi lapisan fosfor (indiglow) pada permukaan luar tulisan.

Hal itu memungkinkan lubang kunci dapat menutup secara otomatis dan rumah kunci dapat terlihat pada malam hari. Terdapat pula sprocket chain stopper yang berfungsi mencegah penguncian roda belakang bila rantai terlepas.

Absolute Revo 110 tampil dalam tiga varian. Ada tipe pelek jari-jari (spoke type) dengan tiga pilihan warna. Ada pula tipe pelek racing (casing wheel) dengan empat pilihan warna. Selain itu, tipe pelek racing deluxe (deluxe casting wheel) yang memiliki tiga pilihan warna. Absolute Revo 110 dipasarkan sejak Februari 2009 hadir dengan harga Rp 11,6 juta hingga Rp 13,5 juta (on the road).

Motor Sport Terpaksa Injak Rem

Di tengah situasi krisis, ATPM lebih memokuskan peningkatan layanan dan menjaga pangsa pasar yang ada.

Krisis keuangan global berdampak terhadap bisnis industri sepeda motor di Indonesia. Menurut Ketua Asosiasi Industri Sepedamotor Indonesia (AISI), Gunadi Sindhuwinata, penjualan sepeda motor tahun 2009 diperkirakan akan turun. ''Sebagai dampak dari krisis keuangan global, tahun 2009 industri roda dua diperdiksi mengalami penurunan penjualan sekitar 30 persen dibandingkan tahun 2008,'' kata Gunadi Sindhuwinata.

Untuk sekadar diketahui, tahun 2008 industri sepeda motor di Indonesia mencapai angka penjualan hingga 6.216.183 unit. Angka ini naik 31 persen dari penjualan motor tahun 2007 yang mencapai 4.713.895 unit.Gunadi menambahkan, dalam situasi krisis seperti saat ini, motor yang akan diminati adalah motor bebek (underbone) dan otomatis. ''Kedua jenis motor ini diprediksi akan mengalami peningkatan porsi penjualan,' ujarnya.

Meskipun begitu, Gunadi memastikan pertumbuhan motor bebek dan skutik (nama lain motor otomatis) tidak akan mengganggu pasar motor sport. Menurutnya, orang yang membeli motor sport memiliki kebutuhan yang berbeda dibanding motor otomatis. Motor sport dibeli karena ada satu tujuan tertentu. Berbeda dengan motor otomatis yang dibeli untuk digunakan oleh banyak orang. ''Karenanya, penggemar motor sport tidak akan beralih ke motor otomatis,'' tegasnya.

Reaksi berbeda dikeluarkan pihak agen tunggal pemegang merek (ATPM). GM Marketing and Product Development PT Astra Honda Motor (AHM), Sigit Kumala mengatakan, di tahun 2009 penjualan motor sport diprediksi akan mengalami penurunan.Hal ini dikarenakan, harga motor sport yang relatif mahal. ''Dulu masyarakat dimudahkan dengan adanya fasilitas kredit. Tapi kini, kredit semakin sulit. Suku bunganya pun semakin tinggi, sehingga membuat orang berpikir dua kali untuk membeli motor sport,'' ujar Sigit.

Karena harganya yang mahal, tambah Sigit, masyarakat akan mengalihkan pilihannya ke motor bebek atau skutik yang harganya lebih murah.Hal senada diungkapkan GM Promotion & Motorsport Yamaha Motor Kencana Indonesia (YMKI), Bambang Asmarabudi. Ia menjelaskan, faktor lain penurunan pertumbuhan motor sport adalah pasar motor ini yang segmented. ''Kebanyakan yang menggemari motor ini hanya kaum laki-laki,'' kata Bambang.

Lain halnya dengan bebek dan skutik yang dapat digunakan oleh semua orang. Laki-laki, perempuan, dewasa hingga orang tua dapat menggunakan motor ini. Karena kemudahan penggunaannya, masyarakat cukup membeli satu motor. Sebab, satu motor dapat digunakan oleh seluruh keluarga. Adanya prediksi penurunan pertumbuhan di kelas motor sport membuat pihak ATPM menunda mengeluarkan model baru. Contohnya AHM yang mengatakan tidak menaikkan target penjualan motor sport. ''Kami akan lebih memokuskan diri untuk mempertahankan pangsa pasar yang telah ada,'' ungkap Sigit.

Selama tahun 2008, AHM berhasil menjual Tiger sebanyak 70.989 unit dan Mega Pro 153.012 unit. Khusus di bulan Desember, Tiger mencatatkan angka 5.569 unit. Sedangkan Mega Pro membukukan angka 12.159 unit. ''Untuk saat ini, kami masih melihat dan mempertimbangkan untuk mengeluarkan model baru atau tidak. Kami pun menyerahkan semuanya kepada mekanisme pasar,'' ujar Sigit.

Hal serupa dilakukan Yamaha. Bambang menegaskan, Yamaha tidak akan mengeluarkan motor sport baru di tahun 2009 ini. Inovasi yang dilakukan pun hanya sebatas minor change dari model yang ada. Misalnya, perubahan grafis atau stripping. ''Kami melihat, model motor sport yang ada masih dapat memenuhi kebutuhan masyarakat,'' ujarnya.

Di tahun 2008, Yamaha berhasil mencapai angka penjualan motor sport 139 ribu unit. Rinciannya, penjualan Vixion sebanyak 38 ribu unit dan Scorpio sebanyak 101.800 unit. Tahun 2009, Yamaha tidak menaikkan target penjualan di motor sport. ''Kami memprediksi, di 2009 penjualan Vixion setidaknya dapat mencapai 1.500 unit per bulan. Sedangkan Scorpio dapat mencapai 14 ribu per bulan,'' ujar Bambang.

Bambang menambahkan, tahun ini Yamaha akan lebih berkonsentrasi kepada segmen bebek dan skutik. Meskipun, tentu saja,tidak meninggalkan motor sport. Strategi lainnya adalah dengan meningkatkan pelayanan purna jual. Hal serupa dilakukan Honda yang juga memokuskan untuk meningkatkan pelayanan. Baik pelayanan di diler maupun purna jual. ''Kami juga akan lebih memokuskan untuk membuat acara yang dapat menyentuh konsumen secara langsung,'' papar Sigit.

{Optimis}
Jika Honda dan Yamaha 'menginjak rem' dan menahan diri untuk bermain di segmen motor sport, lain halnya dengan Kawasaki. Pabrikan motor yang juga berasal dari Jepang ini yakin penjualan motor sport bakal meningkat di tahun 2009.
Manajer Marketing, Riset dan Pengembangan PT Kawasaki Motor Indonesia (KMI), Freddyanto Basuki mengatakan, laju nasib dunia industri nasional dapat terlihat di bulan Maret (triwulan pertama).

Jika pada bulan Maret perekonomian bergerak positif, maka dunia otomotif pun akan mengikuti. Begitu pun sebaliknya.
Namun, jelasnya, terlepas dari krisis yang sedang terjadi dan tren yang ada di masyarakat, ia yakin segmen motor sport akan meningkat. ''Kalau melihat tren, motor sport justru lebih digemari. Masyarakat justru sudah bosan dengan model bebek dan skutik. Untuk bebek dan skutik pun, sekarang lebih condong ke sporty,'' ujar Freddyanto.

Karena itu, di 2009 Kawasaki menaikan target penjualan motor sport sebanyak dua kali lipat, menjadi 90 ribu unit. Di tahun 2008, Kawasaki mampu menjual Ninja 250 sebanyak delapan ribu unit. Sedangkan Ninja 150, sebanyak 27 ribu unit. Sedangkan KLX 250 hanya mampu menembus angka 600-an unit.

Rasa optimisme tersebut juga yang mendorong Kawasaki untuk mengeluarkan model baru di tahun 2009 ini. April nanti, ujar Freddyanto, Kawasaki berencana mengeluarkan KLX 150. Adik dari KLX 250 ini memang ditujukan untuk masyarakat menengah ke bawah. Karena itu, harganya pun jauh lebih murah, yaitu Rp 20 jutaan. Spesifikasinya pun jauh berbeda. Misalnya, pendingin mesin yang menggunakan pendingin udara bukan pendingin radiator.

Untuk Ninja, kata Freddyanto, tidak akan ada model baru. Perubahan yang dilakukan hanya sebatas mengganti sticker saja. Dengan demikian, dapat semakin menguatkan kesan sporty motor tersebut.Selain KLX 150, Kawasaki juga akan mengeluarkan model baru di kelas bebek. Freddyanto menolak untuk menjelaskan lebih lanjut mengenai motor baru tersebut. Hanya saja, ia mengatakan, model baru itu tidak akan lepas dari kesan sport. ''Tunggu saja tanggal mainnya,'' ungkap Freddyanto.

Asuransi Kendaraan pun Kena Imbas

Pada saat situasi krisis, kualitas risiko asuransi makin baik.

Di Indonesia, proses jual-beli kendaraan bermotor didominasi oleh pembelian dengan menggunakan jasa perbankan atau lembaga pembiayaan (leasing). Secara persentase, pembelian secara kredit mencapai 80 persen jika dibandingkan dengan pembelian secara tunai.

Karena melibatkan perbankan atau lembaga pembiayaan, umumnya masyarakat yang membeli mobil baru secara kredit, akan mendapatkan jaminan asuransi kendaraan bermotor. Produk asuransi ini biasanya merupakan bagian dari perjanjian kerja sama antara perusahaan asuransi dan lembaga pembiayaan atau perbankan. Karenanya tak ayal, krisis keuangan global yang menghantam indutri otomotif diperkirakan pula akan mempengaruhi industri asuransi kendaraan bermotor.

Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) memperkirakan, tahun 2009 ini akan terjadi penurunan angka penjualan sebesar 25-30 persen. Di tahun 2008, penjualan mobil nasional mampu menembus angka 607 ribu unit. Dengan begitu, akibat krisis keuangan yang bermula dari Amerika Serikat di tahun ini, diperkirakan penjualan mobil hanya mampu mencapai angka 400 ribu sampai 450 ribu unit.

Ketua Bidang Pengembangan Niaga Gaikindo, Jongkie D Sugiarto menjelaskan, menurunnya angka penjualan mobil nasional pasti diikuti oleh penurunan industri pendukungnya. Mulai dari suku cadang hingga asuransi kendaraan. Hal ini karena asuransi dan industri lain yang terkait dengan otomotif memiliki hubungan yang linier. Jika industri otomotif mengalami peningkatan, maka industri pendukungnya pasti mengikuti.

Begitu pun sebaliknya. ''Turunnya angka penjualan kendaraan akibat krisis keuangan yang sedang terjadi turut memberikan dampak kepada industri lain yang terkait. Tidak terkecuali asuransi. Karena logikanya, asuransi baru ada jika ada mobil baru,'' ujar Jongkie, beberapa waktu lalu.

Hal senada diungkapkan Assistant Vice President PT Asuransi Takaful Umum, Irdianto. Ia menambahkan, perkembangan asuransi kendaraan bermotor berjalan seiring dengan perkembangan industri otomotif. ''Asuransi kendaraan bermotor di tahun ini (2009) diprediksi akan mengalami penurunan. Untuk besarannya, akan sama dengan besaran penurunan angka penjualan mobil,'' papar Irdianto.

Kepala Divisi Kendaraan Bermotor Asuransi Jasindo, Sahata Lumban Tobing pun mengungkapkan hal yang sama. Ia mengatakan, krisis keuangan global yang tengah terjadi akan membuat angka pertumbuhan asuransi kendaraan menurun. Di tahun 2008, tambahnya, angka pertumbuhan asuransi kendaraan bermotor mencapai 10-15 persen.

'Pertumbuhan asuransi kendaraan bermotor pasti akan mengalami penurunan. Namun, saya belum bisa memprediksi berapa penurunan pertumbuhan yang akan terjadi di tahun 2009. Yang pasti, lebih rendah dibanding tahun 2008,'' ungkap Sahata. Meskipun begitu, papar Sahata, ada sisi baik dari krisis keuangan yang sedang terjadi. Di saat krisis, biasanya permintaan untuk kredit semakin sulit. Antara lain terlihat dengan semakin besarnya uang muka yang harus disiapkan.

Dari sisi kualitas risiko, lanjut Sahata, kondisi ini semakin baik. Karena kualitas orang mengajukan kredit di saat sulit pasti orang yang mampu dari sisi finansial.Dengan begitu, kualitas risiko pemohon asuransi akan lebih baik atau prudent. Kondisi ini memang terbalik dibandingkan jumlah angka penjualan. Jadi, dari sisi penjualan menurun, namun dari sisi kualitas risiko lebih baik.

Fenomena turunnya pertumbuhan asuransi kendaraan akibat turunnya angka penjualan kendaraan pernah terjadi di tahun 2006. Penjualan otomotif pada tahun itu menurun sebesar 40 persen. Dari 533 ribu unit di tahun 2005 menjadi hanya 310 ribu unit pada tahun 2006. Dampaknya, pendapatan premi asuransi kendaraan pun ikut turun. Jika sebelum tahun 2006 kenaikan pendapatan premi mencapai 10 hingga 15 persen. Maka di tahun 2006, turun antara 20-35 persen.

Jumlah premi yang berhasil dihimpun perusahaan asuransi untuk kendaraan bermotor memang cukup besar, bahkan mampu mencapai puluhan triliun rupiah. Tidak heran jika banyak perusahaan asuransi yang tertarik ke asuransi kendaraan. Jasindo misalnya, menawarkan empat pilihan kepada para pemegang polisnya. Ada Jasindo Oto Gold, Silver, Classic dan Jasindo Oto Plus.

Takaful Umum menawarkan dua pilihan, yaitu Abror Hasan dan Mumtaz. Asuransi Sinar Mas, mempunyai produk yang sangat terkenal yaitu Simas Mobil. Produk yang satu ini merupakan Asuransi Kendaraan Bermotor yang memberikan jaminan Huru Hara terluas.

Karenanya, menanggapi ancaman krisis keuangan global saat ini, para pelaku asuransi kendaraan menerapkan beberapa strategi. Irdianto mengatakan, PT Asuransi Takaful Umum akan memperpanjang usia mobil yang dapat diasuransikan. Jika sebelumnya hanya mobil berusia lima tahun yang dapat di-cover pihak asuransi. Kini diperluas menjadi tujuh hingga 10 tahun.
Dengan cara ini, ujar Irdianto, kendaraan yang tidak ter-cover perusahaan lain namun masih layak bisa diambil.

Sehingga dapat meningkatkan pendapatan. Cara lain yang digunakan adalah memperbanyak rekanan, baik bank maupun lembaga pembiayaan. ''Dengan langkah-langkah ini, kami berharap setidaknya tahun ini dapat menyamai pencapaian tahun lalu yang mencapai 20 persen dari seluruh market share di asuransi kendaraan,'' kata Irdianto.

Langkah lain diambil Asuransi Jasindo. Perusahaan asuransi ini lebih memilih meningkatkan budaya kerja dan good corporate government (GCG). Yaitu menggunakan pengalaman-pengalaman yang telah didapat untuk meningkatkan kinerja perusahaan. Antara lain, kata Sahata, dengan melayani klaim pelanggan dengan lebih baik, lebih ramah, dan lebih cepat.

Penyelesaian klaim dengan baik merupakan hal yang penting. Karena, jika dibiarkan berlarut-larut, hal tersebut bisa menjadi masalah baru. Apalagi dalam kondisi menurunnya pertumbuhan industri asuransi kendaraan bermotor. ''Untuk langkah jangka panjang, kami masih melihat perkembangan yang terjadi lebih lanjut,'' ujar Sahata.

Inovasi jurus Hyundai Merebut Pasar 2009

Memasuki tahun 2009, agen tunggal pemegang merek (ATPM) Hyundai di Indonesia, PT Hyundai Mobil Indonesia (HMI) melakukan reposisi. Sebelumnya Hyundai dikenal sebagai perusahaan penyedia mobil murah. Mulai tahun ini, HMI ingin dikenal sebagai perusahaan penyedia kendaraan yang penuh inovasi. Reposisi tersebut, merupakan bagian dari visi perubahan Hyundai, yaitu Into Innovation.

Presiden Direktur HMI, Jongkie D Sugiarto mengatakan, Into Innovation adalah visi perubahan HMI di tahun 2009. ''Banyak hal yang akan kami lakukan di tahun 2009 ini. Mulai dari peluncuran produk baru, inovasi varian produk sesuai kebutuhan pasar, hingga inovasi di bidang after sales services,'' ujar Jongkie beberapa waktu lalu di Jakarta.

Perubahan imej menjadi kendaraan yang penuh inovasi dilakukan dengan meluncurkan produk baru maupun varian produk yang di-customized (dimodifikasi dengan pertimbangan filosofi tertentu). Vice President HMI, Erwin Djajadiputra menambahkah, pada dasarnya produk yang akan dipasarkan pada 2009 lebih kurang sama dengan tahun sebelumnya. Hanya saja ditambah dengan beberapa produk baru dan varian baru.

Erwin mengungkapkan, selama kuartal pertama 2009, HMI akan meluncurkan versi baru H-1. Kali ini, disediakan tiga varian, yaitu X6 Elegance, Classic, dan PIV (Personal Image Vehicle). H-1 yang akan dirilis ini merupakan penyempurnaan dari mobil yang dikeluarkan April tahun lalu.

Yang menarik adalah varian H-1 PIV. Mobil yang didesain layak nya limousine ini dilengkapi dengan berbagai perlengkapan. Seperti telepon, mesin fax, fasilitas wi-fi, monitor LCD 22 inci, dan perlengkapan hiburan lainnya. ''Mobil ini memang didesain khusus untuk VIP (Very Important Person),'' kata Erwin.

Jongkie menjelaskan, ke depan, Indonesia akan menjadi basis produksi H-1 untuk pasar ASEAN. Awalnya, produksi tersebut akan dimulai pada akhir tahun 2009. Namun, kemudian ditunda untuk melihat perkembangan pasar di ASEAN terkait adanya krisis keuangan. Akhirnya, diputuskan untuk dimulai pada awal 2010. ''Ini terkait dengan kebijakan prinsipal untuk memokuskan produksi satu model di satu negara (one model one country).

Karena Indonesia dikenal sebagai MPV (Multi Purpose Vehicle) market, maka dipercaya untuk memproduksi jenis kendaraan MPV (serba guna),'' ujar Jongkie.Khusus untuk keperluan produksi H-1 tersebut, HMI menginvestasikan dana sebesar Rp 40 miliar. Dengan investasi tersebut, Jongkie mengaku, HMI mampu memproduksi 12 ribu unit H-1 per tahun dalam satu shift. Untuk tahun pertama, kata Jongkie, HMI menargetkan dapat menjual lima ribu unit di ASEAN. ''Kalau kami dapat masuk Filipina, maka tidak mungkin jika H-1 dapat terjual hingga delapan ribu unit. Karena penjualan H-1 di negara ini tahun lalu cukup tinggi,'' tambahnya.

Kebijakan lain dari Hyundai Motor Company (prinsipal HMI di Korea) adalah memposisikan produk Hyundai ke arah segmen high end. Caranya adalah dengan mengeluarkan produk yang dapat memenuhi kebutuhan gaya hidup penggunanya. Antara lain, i-10. Yaitu city car yang akan diluncurkan awal Maret mendatang.
Jongkie menjelaskan, mobil ini akan menggantikan posisi Atoz yang tidak lagi dilanjutkan produksinya. Mobil baru tersebut dilengkapi dengan mesin 1.100 cc berteknologi SOHC. Tenaga yang dihasilkan mencapai 66PS/5.400 rpm dan torsi 10,0 kgm/2.800 rpm.

Hyundai i-10 yang akan dipasarkan di sekitar Rp 130 juta memiliki empat varian i-10, yakni, i-cool, i-chic, i-care, dan GLS. Tipa-tiap varian disesuaikan dengan kebutuhan dan gaya hidup penggunanya. Jongkie berharap, i-10 dapat terjual sekitar 100 unit per bulan. Dengan begitu, hingga akhir tahun 2009 dapat mencapai angka penjualan 900-1.000 unit.
HMI juga akan merambah pasar taksi premium. Jongkie mengungkapkan, beberapa waktu lalu Panorama Group yang juga memiliki armada White Horse telah membeli 300 unit Hyundai Sonata.

Di Indonesia, ini merupakan kali pertama HMI masuk ke segmen taksi premium. Namun di negara lain, langkah ini telah lama dilakukan. ''Hyundai Sonata sudah terbukti tangguh menjadi taksi di Singapura. Jadi, saya pikir di Indonesia tidak akan ada masalah,'' ujar Jongkie.HMI juga melakukan penyempuraan Dealer Enhancement Programe. Yaitu menjadikan seluruh jaringan atau show room Hyundai di Indonesia sebagai pusat aktivitas merek dan konsumen. Atau biasa disebut 'Brand and Customer Care'.Dengan cara ini, Jongkie berharap tidak hanya berjualan mobil. Namun juga mampu menjalin hubungan dan memberikan manfaat kepada pelanggan.

Kuliah di PTN Tak Lagi Murah

Perubahan status menjadi badan hukum milik pemerintah justeru memicu kenaikan biaya pendidikan di perguruan tinggi negeri.

Biaya pendidikan di perguruan tinggi negeri (PTN) semakin mahal. Bahkan, bisa dibilang, biaya kuliah di PTN sama dengan perguruan tinggi swasta (PTS). Naiknya biaya pendidikan di PTN ini merupakan dampak dari perubahan status PTN menjadi badan hukum milik pemerintah (BHMN).

Dengan diberlakukannya status itu, pemerintah mengurangi subsidi yang diberikan untuk PTN. Kini, subsidi yang diberikan hanya sekitar 30 persen. Alasannya, karena dana yang dimiliki pemerintah terbatas. Karena itu, PTN diberikan kebebasan untuk mengelola keuangannya sendiri, termasuk mencari dana secara otonom. Hal ini dilakukan dengan berbagai cara. Mulai dari menaikkan uang SPP hingga membuka jalur-jalur khusus yang biaya kuliahnya sangat mahal.

Pengamat pendidikan dari Universitas Negeri Jakarta (UNJ) Lody Paat mengatakan, mahalnya biaya pendidikan ini merupakan gejala terjadinya privatisasi pendidikan, khususnya pendidikan tinggi. ‘’Jika dibiarkan, maka pendidikan tinggi nantinya hanya akan dinikmati oleh masyarakat kelas atas. Sementara masyarakat kelas bawah akan sulit untuk mendapatkan pendidikan yang layak,’’ kata Lody.

Selama ini, ungkapnya, biaya pendidikan sebagian besar dibebankan kepada masyarakat, yaitu sekitar 60-70 persen. Sementara pemerintah hanya menanggung sebesar 30-40 persen. Dengan begitu, dapat dikatakan pemerintah tidak menjalankan fungsinya untuk memberikan pendidikan yang dapat dijangkau oleh semua orang.

Bagi PTN sendiri, hal ini menimbulkan dilema. Di satu sisi PTN harus memberikan pendidikan berkualitas yang ditunjang dengan sumber daya manusia dan fasilitas yang memadai, sisi lain PTN membutuhkan biaya penyelenggaran pendidikan yang tidak sedikit, namun harus menyelenggarakan sistem pendidikan dapat dijangkau oleh semua orang, tanpa terkecuali.

Hal senada diungkapkan Wakil Rektor Bidang Akademik dan Mahasiswa Universitas Indonesia (UI), Dr Ir Muhammad Anis, M Met. Ia mengatakan, pemerintah mengalokasikan dana yang terbatas untuk pendidikan tinggi. Karena, dana yang ada lebih difokuskan untuk penuntasan wajib belajar sembilan tahun yang sedang digulirkan. ‘’Di samping subsidi yang diberikan pemerintah, PTN mau tidak mau harus mencari pembiayaan pendidikan sendiri,’’ katanya.

Hal ini menjadi salah satu faktor mahalnya biaya pendidikan di PTN. Karena sebagian besar biaya operasional harus dicari sendiri. Salah satu komponennya adalah biaya kuliah dari mahasiswa. Anis mengakui, saat ini biaya pendidikan di UI tidak jauh berbeda dengan perguruan tinggi lain. Meskipun begitu, pendidikan di UI masih dapat dinikmati oleh semua orang.

UI menyediakan beberapa jalur masuk. Antara lain, jalur reguler, non-reguler, dan kelas internasional. Jalur reguler meliputi Prestasi dan Pemerataan Kesempatan Belajar (PPKB), Ujian Masuk Bersama (UMB), dan Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN).

Biaya untuk ketiga program ini sama. Meliputi uang pangkal dan Dana Pelengkap Pendidikan (DPP) yang dibayar satu kali selama kuliah, serta Biaya Operasional Pendidikan (BOP) dan Dana Kesejahteraan Fasilitas Mahasiswa (DKFM) yang dibayar tiap semester. Namun, untuk mengkomodir masyarakat yang kurang mampu, UI menerapkan sistem pembiayaan berjenjang. Yaitu sistem pembiayaan yang disesuaikan dengan kemampuan keluarga mahasiswa. Sistem berjenjang ini digunakan pada komponen uang pangkal dan BOP. Uang pangkal dipatok antara Rp 5 juta sampai Rp 25 juta. Kemudian BOP yang berkisar antara Rp 100 ribu sampai Rp 7,5 juta. Sementara DPP sebesar Rp 600 ribu dan DKFM Rp 100 ribu.

‘’Uang pangkal dan BOP disesuaikan dengan kemampuan penanggung biaya kuliah. Jadi, setiap orang berbeda. Bagi yang benarbenar tidak mampu, bisa kami bebaskan uang pangkalnya. Sementara untuk BOP hanya membayar Rp 100 ribu setiap semesternya. Namun bagi yang mampu harus membayar penuh,’’ ujar Anis.

Selain itu, UI juga menyediakan program beasiswa bagi mereka yang benar-benar tidak mampu. Dengan sistem ini, Anis berharap, semua orang dapat menikmati pendidikan di UI. Tidak terhalang dengan kemampuan finansial. Sementara untuk program non-reguler, UI tidak memberikan bantuan subsidi kepada mahasiswa. Jadi, mahasiswa harus membayar penuh biaya kuliah yang ditentukan.

Program non-reguler atau yang disebut juga Kelas Paralel merupakan program yang dibuka untuk memanfaatkan kapasitas pendidikan di fakultas yang menghapus program Diploma III. Karenanya, kelas ini hanya dibuka untuk program studi tertentu. Seperti Fisika, Kimia, Farmasi, Akuntansi, Sastra Cina, Sastra Arab, Sastra Jepang, Sastra Inggris, Sastra Prancis, Sastra Jerman, Sastra Belanda, Ilmu Perpustakaan, Administrasi Negara, Administrasi Niaga, dan Administrasi Fiskal. Anis menegaskan, kelas ini dibuka untuk memberikan kesempatan bagi mereka yang tidak dapat lagi mengikuti jalur reguler karena alasan usia. Keberadaan program ini pun berdiri sendiri. Sehingga tidak mengurangi kuota kelas reguler.

Untuk program ini, pembiayaan hampir sama dengan kelas reguler. Perbedaannya hanya pada uang pangkal dan BOP. Uang pangkal program ini sebesar Rp 10 juta. Sementara BOP sekitar Rp 6 juta sampai Rp 10 juta. Nilainya tergantung program studi yang dipilih.

Enam Jenjang
Tidak hanya UI yang menerapkan sistem berjenjang. Institut Pertanian Bogor (IPB) pun melakukan hal yang sama. IPB menggolongkan enam jenjang berdasarkan pemasukan bulanan orang tua. Mahasiswa yang orangtuanya berpenghasilan kurang dari Rp 500 ribu per bulan, dibebaskan dari biaya masuk. Untuk mahasiwa yang orang tuanya berpenghasilan diatas Rp 500 ribu rupiah, setidaknya harus mengeluarkan dana mulai dari Rp 2,5 juta sampai Rp 25 juta.

Biaya ini meliputi Tes Potensi Akademik, Program Pembinaan Akademik dan Multi Budaya, Program Penyangga Kesehatan dan Penanggulangan Kecelakaan Mahasiswa, Kegiatan Alih Tahun, Buku Pengantar Ilmu Pertanian, Kartu Mahasiswa/ATM Bank, Jaket Almamater, Buku Panduan IPB, program pengembangan institusi dalam rangka peningkatan mutu akademik dan peningkatan atau perbaikan fasilitas pendidikan.

Mahalnya biaya kuliah ini menuntut inovasi baru. Tidak hanya bagi PTN yang notabene merupakan perguruan tinggi rakyat. Tapi juga pemerintah selaku pemegang keputusan dan yang paling bertanggung jawab terhadap pendidikan. ‘’Pemerintah merupakan pihak yang paling bertanggung jawab terhadap pelaksanaan pendidikan. Karenanya, pemerintah tidak boleh melepas sepenuhnya pelaksanaan pendidikan. Khususnya dalam hal biaya. Harus ada alokasi dana dan aturan yang jelas untuk pendidikan,’’ ujar Lody.

Biaya Tetap Sama

Perguruan tinggi negeri (PTN) menyiapkan beberapa jalur penerimaan mahasiswa baru. Mulai dari jalur mandiri, Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN), hingga jalur untuk siswa berbakat dan berprestasi. Meskipun tersedia banyak jalur, namun pihak kampus mengklaim bahwa biaya tiap-tiap jalur sama.

Direktur Corporate Communications Universitas Indonesia (UI), Firmanzah, PhD mengatakan, UI mematok biaya yang sama untuk semua jalur seleksi. ''Biaya perkuliahan untuk semua jalur sama. Kalau pun beda bukan karena jalur masuknya, tapi karena program studinya,'' papar Firmanzah.

Biaya tersebut meliputi uang pangkal dan Dana Pelengkap Pendidikan (DPP) yang dibayar satu kali selama kuliah, serta Biaya Operasional Pendidikan (BOP) dan Dana Kesejahteraan Fasilitas Mahasiswa (DKFM) yang dibayar tiap semester.

Untuk mengkomodir masyarakat yang kurang mampu, UI menerapkan sistem pembiayaan berkeadilan. Yaitu sistem pembiayaan yang disesuaikan dengan kemampuan keluarga mahasiswa. Sistem ini digunakan pada komponen uang pangkal dan BOP. Uang pangkal dipatok antara Rp 0 juta sampai Rp 25 juta. Kemudian BOP yang berkisar antara Rp 100 ribu sampai Rp 7,5 juta. Sementara DPP sebesar Rp 600 ribu dan DKFM Rp 100 ribu.

''Uang pangkal dan BOP disesuaikan dengan kemampuan penanggung biaya kuliah. Jadi, setiap orang berbeda. Bagi yang tidak mampu, bisa kami bebaskan uang pangkalnya. Sementara untuk BOP hanya membayar Rp 100 ribu setiap semesternya. Namun bagi yang mampu harus membayar penuh,'' ujar Firmanzah.

Sementara untuk program nonreguler (seperti kelas paralel dan vokasi) serta kelas internasional, UI tidak memberikan bantuan subsidi kepada mahasiswa. Jadi, mahasiswa harus membayar penuh biaya kuliah yang ditentukan.

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta (UINJ) pun mematok biaya yang sama untuk semua jalur seleksi. ''Biaya yang harus dikeluarkan mahasiswa sama untuk semua jalur seleksi,'' ujar Kepala Biro Administrasi Akademik dan Kemahasiswaan UINJ, Drs Abdul Somad, MA.

Untuk mahasiswa tidak mampu, UINJ menyediakan program beasiswa. Dengan sistem ini, Abdul berharap, mahasiswa yang kurang mampu namun memiliki prestasi tetap dapat belajar di UINJ.

Banyak Jalan ke Kampus PTN

Kemampuan membaca Alquran menjadi syarat masuk Universitas Islam Negeri Jakarta.

Banyak jalan menuju Roma. Tampaknya, ungkapan inilah yang digunakan kampus ketika berbicara mengenai jalur masuk perguruan tinggi. Kini, banyak jalan yang dapat digunakan calon mahasiswa untuk masuk ke perguruan tinggi, khususnya perguruan tinggi negeri (PTN). Sebelumnya, masyarakat mungkin hanya mengenal jalur seleksi bersama PTN yang kemudian dikenal dengan Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN). Atau jalur lainnya yang ditujukan untuk mahasiswa berbakat dan berprestasi.

Universitas Indonesia (UI) misalnya. Untuk tahun akademik 2009/2010, selain menggelar SNMPTN UI juga membuka beberapa jalur penerimaan mahasiswa baru. Antara lain adalah Seleksi Masuk UI, atau yang biasa dikenal dengan Simak-UI.

Direktur Corporate Communications UI, Firmanzah, PhD menjelaskan, Simak-UI adalah ujian seleksi terpadu untuk masuk UI yang pengelolaannya dilakukan secara mandiri. ''Simak UI merupakan seleksi yang dilakukan secara serentak di seluruh Indonesia untuk seluruh program pendidikan yang ada di UI. Mulai program vokasi (diploma 3), sarjana reguler, sarjana kelas paralel, profesi, magister hingga program doktor,'' papar Firmanzah.

Firmanzah menambahkan, Simak UI merupakan jalur seleksi yang memiliki porsi penerimaan terbesar dibandingkan semua jalur seleksi lain, yaitu sebesar 56 persen. Biasanya secara keseluruhan, UI menerima mahasiswa sekitar 4.500-5.000. Dengan begitu, sekitar 2.520 sampai 2.800 mahasiswa UI diterima melalui seleksi yang pendaftaraannya telah dibuka pada 19 Januari 2009 ini.

Selebihnya atau 44 persen mahasiswa akan ditentukan melalui jalur-jalur penerimaan lainnya. Antara lain, SNMPTN, program Kerja Sama Daerah dan Industri, Olimpiade Sains, Atlet Berprestasi, Seniman Berprestasi, dan program Prestasi dan Pemerataan Kesempatan Belajar (PPKB).

Firmanzah mengungkapkan, ada alasan tersendiri kenapa Simak UI mendapat jatah yang paling besar. Antara lain, karena jalur ini merupakan seleksi yang sepenuhnya dilakukan oleh UI. Mulai dari pembuatan soal, penyelenggara, pengawas, hingga pemeriksa dan penilai. ''Kami merasa lebih yakin dengan jalur seleksi ini karena kami berperan di seluruh proses seleksi,'' papar Firmanzah.

Di samping itu, tambahnya, jalur penerimaan mahasiswa baru ini pun dinilai memiliki kelebihan lain. Yaitu lebih efektif dan efisien. Karena calon mahasiswa hanya perlu membeli satu formulir pendaftaraan untuk beberapa program studi. Calon mahasiswa pun tidak harus datang ke UI untuk mengikuti ujian. Karena UI bekerja sama dengan panitia lokal di 33 provinsi di seluruh Indonesia.

Ujian Simak UI akan dilakukan secara serentak pada tanggal 1 Maret 2009. Beberapa kota yang melangsungkan ujiannya antara lain Banda Aceh, Batam, Pekanbaru, Jambi, Padang, Palembang, Tanjung Pinang, Bandar Lampung, Serang, Jakarta, Bogor, Bandung, Semarang, Magelang, Yogyakarta, Surabaya, Malang, Pontianak, Banjarmasin, Balikpapan, Palangkaraya, Makassar, Manado, Palu, Kendari, Gorontalo, Ambon, Manokwari, Jayapura dan Mataram. Untuk pendaftaran pun cukup dilakukan melalui internet.

Untuk soal ujian, Firmanzah mengatakan, lebih kurang sama dengan soal SNMPTN. Dengan begitu, hal ini bisa menjadi nilai tambah bagi calon mahasiswa yang ternyata tidak lulus Simak UI. Karena masih diperbolehkan mengikuti SNMPTN.

Untuk jalur penerimaan mahasiswa lain, Firmanzah mengaku bekerja sama dengan berbagai pihak. Seperti program Kerja Sama Daerah dan Industri yang melibatkan pemerintah daerah di seluruh Indonesia. Program ini digelar untuk meningkatkan potensi daerah. '' Pemerintah daerah mengirimkan siswa terbaiknya untuk belajar di UI. Setelah lulus, putra daerah tersebut harus kembali untuk membangun daerahnya,'' kata Firmanzah.

Sementara program Olimpiade Sains dan Atlet Berprestasi ditujukan bagi mereka yang memiliki prestasi di satu bidang tertentu. Seperti pernah menjadi juara Olimpiade Sains atau pernah menjadi juara di satu bidang olah raga.

Tidak hanya UI yang memberikan jumlah kursi terbesar untuk seleksi yang dilakukan secara mandiri. Hampir seluruh perguruan tinggi negeri di Indonesia mengembangkan seleksi masuk yang bervariasi. Disamping seleksi bersama dibawah koordinasi Depdiknas, juga dilakukan seleksi mandiri.

Konsep yang sama juga dikembangkan Universitas Islam Negeri (UIN) atau Universitas Negeri. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta (UINJ), mengembangkan tiga jalur penerimaan mahasiswa baru. Yaitu Program Penelusuran Minat dan Kemampuan (PMDK), ujian mandiri, dan SNMPTN.

Sebanyak 20 persen mahasiswa baru UINJ akan diseleksi melalui jalur PMDK. Jumlah ini setara dengan porsi yang diberikan untuk jalur SNMPTN. Sisanya, atau sebesar 60 persen, diberikan untuk penerimaan mahasiswa jalur mandiri. Kepala Biro Administrasi Akademik dan Kemahasiswaan UINJ, Drs Abdul Somad, MA menjelaskan, pemberian porsi terbesar kepada jalur mandiri karena merupakan jalur yang sepenuhnya dijalnkan oleh kampus. Dengan begitu, hasilnya pun dapat dipertanggungjawbakan sepenuhnya.

Alasan lainnya, tambah Abdul, dalam seleksi mandiri ada seleksi membaca Alquran. ''Membaca Alquran merupakan kemampuan yang wajib dimiliki oleh mahasiswa UIN. Jika porsi terbesar kami berikan melalui jalur mandiri, maka bisa dipastikan sebagian besar mahasiswa baru UINJ sudah bisa membaca Alquran,'' ujar Abdul.

Sementara jalur PMDK diberikan kepada siswa yang mendapat ranking satu hingga tiga terbaik di SMU, MA, dan pesantren unggulan di seluruh Indonesia. Biasanya, ada sekitar 500 sekolah dan pesantren yang diundang. Namun yang kemudian diterima tidak mencapai setengahnya.

Banyaknya jalur yang disediakan seharusnya memberikan jalan bagi seseorang yang ingin berkuliah. Apalagi dengan berbagai kemudahan yang ditawarkan. Dengan begitu, dapat memberikan kesempatan seluas-luasnya bagi calon mahasiswa untuk menggapai cita-cita. Pada akhirnya, dapat meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia.

Turun, Laju Pembiayaan Motor

BI sudah menurunkan suku bunga, namun suku bunga di lembaga pembiayaan dan bank pemberi kredit masih tetap tinggi.

Industri sepeda motor di Indonesia bisa dibilang berkembang cukup pesat dalam beberapa tahun terakhir. Pada tahun 2005, berdasarkan laporan Asosiasi Industri Sepedamotor Indonesia (AISI), penjualan sepeda motor nasional mencapai 5,1 juta unit.

Di tahun 2006, karena adanya kenaikan harga bahan bakar minyak dan tingginya suku bunga bank, perkembangan industri sepeda motor mengalami penurunan, yakni sebesar 4.427.342 unit. Di tahun 2007, industri sepeda motor kembali naik ke angka 4.713.895 unit. Kenaikan yang cukup tinggi terjadi di tahun 2008, yakni 6.216.183 unit, atau naik sebesar 31 persen dibanding tahun sebelumnya.

Tahun 2009, industri sepeda motor kembali mendapat tantangan baru. Karena adanya krisis keuangan global, penjualan sepeda motor diprediksi akan mengalami penurunan. ''Tahun 2009, industri sepeda motor diprediksi akan mengalami penurunan sekitar 30 sampai 40 persen.

Masalah likuiditas lembaga keuangan yang memberikan kredit untuk pembelian motor disebutkan Gunadi sebagai penyebab utama penurunan angka penjualan sepeda motor,'' kata Ketua AISI, Gunadi Sindhuwinata.Sekretaris Jenderal Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) Dennis Firmansjah menguatkan ucapan Gunadi.

Ia menjelaskan, pertumbuhan industri sepeda motor terkait erat dengan peranan lembaga pembiayaan, baik bank maupun nonbank. Selama ini, ungkap Dennis, 85 persen proses pembelian motor menggunakan cara kredit. Karena itu, jika lembaga yang memberikan kreditnya bermasalah, maka turut berimbas kepada angka penjualan motor.

Tahun lalu, jelas Dennis, lembaga pembiayaan mampu menghasilkan pemasukan sebanyak Rp 140 triliun. Untuk tahun ini, pemasukan yang akan didapat setidaknya mencapai Rp 100 triliun. Dari jumlah itu, Rp 60 triliun sampai Rp 65 triliun didapat dari industri otomotif.

Hal senada diungkapkan Presiden Direktur Federal International Finance (FIF), Suhartono. Ia menjelaskan, di tahun 2009, industri pembiayaan diprediksi akan mengalami penurunan sebesar 10-20 persen. ''Pendorong penurunan itu antara lain tingginya suku bunga.

Meskipun Bank Indonesia sudah menurunkan suku bunga, tapi suku bunga di lembaga pembiayaan dan bank pemberi kredit masih tetap tinggi,'' paparnya.Suhartono menjelaskan, krisis keuangan global yang terjadi justru akan semakin meningkatkan pembelian kendaraan dengan cara kredit. Hal ini karena masyarakat merasa membeli secara kredit lebih nyaman.

Apalagi dengan kondisi semakin mahalnya harga kendaraan.
Direktur Pemasaran Bussan Auto Finance (BAF), Armando Lung justru memberikan komentar berbeda. Ia menjelaskan, kondisi di BAF sedikit berbeda dibanding lembaga pembiayaan (leasing) pada umumnya. BAF merupakan lembaga pembiayaan milik Yamaha, karenanya hanya membiayai produk Yamaha saja.

Jadi, tambahnya, meskipun permintaan menurun, tapi tetap menaikkan target. Ini terkait dengan keinginan Yamaha untuk menjadi pemain nomor satu di industri sepeda motor nasional. ''Untuk tahun ini, Yamaha memasang target untuk melewati angka penjualan tahun lalu yang mencapai 2,4 juta unit. Atau setidaknya, menyamai angka tahun lalu,'' ujar Armando.

Ia mengatakan, jika terjadi peningkatan penjualan Yamaha, maka BAF pun akan naik. Tahun lalu, BAF mengakomodasi 650 ribu unit dari total penjualan motor Yamaha. Tahun ini, Armando menargetkan untuk membiayai 32,5 persen atau sekitar 800 ribu produk baru Yamaha.

Untuk mengantisipasi penurunan tersebut, berbagai langkah disiapkan lembaga pembiayaan. Langkah yang diambil FIF, kata Suhartono, antara lain menurunkan bunga pembiayaan sehingga bisa lebih kompetitif. Awal Februari lalu, FIF menurunkan suku bunga hingga mencapai dua persen. Saat ini, bunga pembiayaan FIF berkisar antara 26-32 persen.

Perbedaan itu disesuaikan dengan kondisi, area, kompetisi, dan juga besarnya risiko. ''Kami juga akan fokus ke segmen konsumen khusus, contohnya adalah guru,'' ujarnya. Di tahun 2008, tambah Suharto, banyak bermunculan produk baru. Karena itu, FIF terus menjalin sinergi dengan agen tunggal pemegang merek (ATPM) dan diler.

Antara lain, dengan melakukan pameran produk baru dan penawaran kepada pelanggan yang telah mengambil kredit dan hampir selesai. ''Untuk itu, kami akan menggunakan call center yang kami miliki,'' tambahnya. BAF pun tidak ingin ketinggalan. Selain menyinergikan kegiatan penjualan dengan ATPM dan meningkatkan pelayanan, BAF juga akan memberikan paket diskon yang disesuaikan dengan kondisi saat ini.

''Tapi kami tidak ingin melakukan perang diskon. Karena hal itu dapat meningkatkan tingkat NPL (non performing loan/kredit bermasalah). Apalagi dalam kondisi seperti ini,'' ungkap Armando.

Magister Manajemen Makin Laris

Karyawan menjadi kelompok mayoritas untuk program studi magister manajemen

Pendidikan bisnis di Indonesia terbilang maju pesat. Tidak hanya di tingkat sarjana (S1). Tingkat magister (S2) pun banyak diminati, khususnya program studi magister manajemen (MM). Bahkan, MM kini merupakan program yang paling diminati untuk jenjang S2.

Wakil Ketua III Bidang Kemahasiswaan, Indonesia Banking School (IBS) Jakarta, Drs Antyo Pracoyo, MSI melukiskan bahwa perkembangan MM lebih pesat ketimbang program studi pascasarjana lainnya. Hal itu dikarenakan, program studi MM lebih fleksibel untuk diterima di lapangan kerja.

''Program studi MM dapat disesuaikan dengan semua jenis industri. Semua industri, apapun jenisnya, pasti memerlukan lulusan MM. Karena itu, program studi ini banyak diminati. Hal inilah yang mendorong kami untuk membuka program studi ini,'' ujarnya.

Hal senada diungkapkan Ketua Program Pascasarjana Program Studi MM Universitas Trisakti (Usakti) Jakarta, Dr Hasmand Zusi, MSc. Ia menjelaskan, sebagian besar mahasiswa pascasarjana Usakti menekuni MM yang memiliki delapan konsentrasi. Yakni Pemasaran, Keuangan, Sumber Daya Manusia, Produksi, Akuntansi, Hospitality, Komunikasi, dan Corporate Social Responsibility (CSR/tanggung jawab sosial).

Ia mengungkapkan beberapa hal yang diduga menjadi alasan, mengapa program MM banyak diminati. Antara lain karena MM merupakan program studi yang dapat menampung semua program studi, sehingga banyak sarjana dari program studi berbeda bisa masuk MM. Selain itu, karena tren di dunia kerja sendiri, dimana karyawan lebih banyak tertarik untuk terjun ke dunia bisnis dalam tataran manajerial. " Saat ini MM merupakan salah satu program studi di perguruan tinggi yang memiliki potensi yang menjanjikan," ujar Hasmand.

Krisis keungan global diperkirakan tidak akan berpengaruh banyak terhadap minat calon mahasiswa masuk MM. Ketua Sekolah Tinggi Manajemen PPM (STM PPM) Jakarta, Martinus Sulistio Rusli, Ph D memperkirakan untuk mahasiswa fresh graduate atau mahasiswa yang baru lulus dan ingin melanjutkan ke S2, ada kecenderungan menurun. Fenomena ini disebut Martinus terkait dengan dengan krisis keuangan yang sedang terjadi. ''Orang tua lebih memilih menahan diri dalam mengeluarkan uang untuk menyekolahkan anaknya ke tingkat yang lebih tinggi,'' ujar Rusli.

Sedangkan untuk kelas eksekutif (mahasiswa yang juga bekerja) ada dua kemungkinan. Kemungkinan pertama, ujarnya, jumlah mahasiswanya akan bertambah. Karena adanya krisis, maka banyak perusahaan yang beban kerjanya jadi berkurang. Hal itu banyak digunakan perusahaan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusianya. Dengan kata lain, memberikan pendidikan tambahan kepada karyawan.

Fenomena ini, kata Rusli, biasa terjadi di perusahaan Amerika Serikat yang menggunakan krisis untuk pengembangan sumber daya manusia. Di STM PPM sendiri, fenomena ini pernah terjadi pada krisis tahun 1998. Pada krisis saat itu, mahasiswa MM untuk kelas eksekutif STM PPM justru mengalami peningkatan yang cukup tajam.

Kemungkinan kedua, lajut Rusli, terjadi penurunan jumlah mahasiswa. ''Kedua kemungkinan tersebut sangat ditentukan oleh pola pikir dan sikap perusahaan. Apakah akan mengambil keputusan seperti krisis tahun 1998? Atau justru memilih untuk menahan semua jenis investasi. Termasuk untuk pengembangan sumber daya manusia,'' jelas Rusli.

elearning
Karyawan memang menjadi kelompok mayoritas untuk program studi MM. Di Usakti, sekitar 70 persen mahasiswa MM merupakan karyawan di perusahaan. Jumlah itu pun diperkirakan akan terus meningkat. Karenanya, perguruan tinggi pun membuat sistem sehingga perkuliahan dapat berjalan dengan lancar tanpa banyak mengganggu pekerjaan mahasiswa yang kuliah sambil bekerja.

Di Usakti, misalnya, dikembangkan sistem pembelajaran elearning yang dinamai Trisakti Electronic Learning (TEL). Dengan sistem ini, mahasiswa yang bekerja dapat melakukan perkuliahan dari jarak jauh melalui dunia maya. Meskipun tidak sepenuhnya meninggalkan pembelajaran konvensional tatap muka di kelas. ''Dengan sistem ini, sekitar 70 persen perkuliahan dilakukan di dunia maya. Sisanya dilakukan secara konvensional. Jadi, dari 16 kali pertemuan dalam satu semester, mahasisa datang di kampus hanya sebanyak lima kali,'' jelas Hasmand.

Sistem ini, tambahnya, merupakan sistem pilihan. Jadi, mahasiswa bisa memilih sistem elearning atau sistem reguler. Biasanya sistem ini dipilih oleh mahasiswa yang memiliki pekerjaan di luar Jakarta. Sehingga tidak memungkinkan bagi mereka untuk selalu hadir di kelas.

Selain tidak terbatas ruang, kelebihan yang ditawarkan sistem elearning adalah mampu membentuk mahasiswa yang lebih mandiri. Hal ini karena, dosen memiliki kewenangan yang sangat sedikit dalam proses belajar mengajar mahasiswa. Meskipun begitu, bukan berarti sistem ini tidak memiliki kelemahan. Karena mahasiswa jarang ke kampus, maka silaturahmi antara mahasiswa dengan mahasiswa lain ataupun dengan dosennya akan berkurang.

Karena prospeknya yang cukup besar, pihak kampus pun semakin memperbanyak konsentrasi yang ada di MM. Seperti Usakti. Dalam dua tahun belakangan ini, tercatat ada tiga konsentrasi MM baru. Yakni Hospitality, Komunikasi, dan CSR. Ketiga bidang ini merupakan industri yang diprediksi untuk terus meningkat. ''Ini sesuai dengan faktor utama dalam dunia bisnis, yaitu pasar. Saat ini, tiga bidang ini sedang dan akan terus berkembang,'' ujar Hasmand.

Lain halnya dengan STM PPM. Untuk tahun akademik 2009/2020, kampus pascasarjana tertua di Indonesia ini merilis konsentrasi retail. Konsentrasi ini akan melengkapi beberapa konsentrasi yang telah ada sebelumnya. Seperti marketing, finansial, operasional, SDM, dan kewirausahaan. Untuk konsentrasi retail, STM PPM bekerja sama dengan salah satu pelaku bisnis terbesar di bidang retail. Nantinya, kata Rusli, akan ada orang dari perusahaan retail tersebut yang memberikan kuliah di STM PPM. ''Kalau kita lihat, perkembangan bisnis retail terus meningkat dari tahun ke tahun. Para pemainnya pun semakin bertambah,'' ujarnya.

Lain halnya dengan IBS. Rencananya, IBS akan membuat program studi MM dengan konsentrasi Marketing dan SDM. Namun, ujar Antyo, berbeda dengan perguruan tinggi lainnya, kedua konsentrasi tersebut akan diberikan penekanan kepada bidang perbankan. Ia menambahkan, untuk saat ini, masih sedikit sekali MM yang memberikan penekanan di perbankan. Padahal kebutuhan tenaga kerja di bidang ini sangat luas.

''Dengan dua konsentrasi tersebut, kami ingin mengisi kekosongan yang saat ini terjadi. Bahkan, di periode selanjutnya, kami juga berniat untuk membuka program studi magister akuntansi yang masih menekankan kepada perbankan,'' papar Antyo.

Pemilu tak Mampu Dongkrak Penjualan

Tahun 2009 merupakan tahun spesial. Karena tahun ini Indonesia akan menggelar pesta politik terbesar, yaitu pemilihan umum (pemilu). Banyak yang berharap hajatan besar ini mampu memberikan sumbangsih pada pergerakan ekonomi. Hal ini karena banyaknya uang yang akan beredar untuk mendukung dan meramaikan pemilu. Terlebih, setelah Indonesia merasakan dampak krisis keuangan global yang terus berlangsung sejak akhir tahun lalu.

Industri otomotif, khususnya sepeda motor pun menaruh harapan serupa. Pihak industri kendaraan roda dua berharap, pemilu dapat membantu meningkatkan angka penjualan sepeda motor di tengah ancaman penurunan angka penjualan akibat krisis keuangan global. Ketua Asosiasi Industri Sepedamotor Indonesia (AISI), Gunadi Sindhuwinata menjelaskan, biasanya momentum pemilu memiliki pengaruh positif terhadap kegiatan ekonomi, termasuk industri sepeda motor. ''Ini terkait dengan kegiatan kampanye yang membutuhkan banyak hal,'' ujar Gunadi.

Meskipun begitu, Gunadi tidak menaruh harapan terlalu besar. Ia tidak yakin momentum pemilu kali ini apat memberikan kontribusi besar untuk menaikan angka penjualan motor. Alasannya, momentum pemilu hanya berlangsung dalam waktu singkat. ''Untuk kampanye paling hanya berlangsung hingga April. Waktunya terlalu pendek,'' jelas Gunadi yang juga menjabat sebagai Presiden Direktur Indomobil Group.

Ia menambahkan, angka penjualan sepeda motor di tahun 2009 diprediksi akan turun hingga 30 persen. Tahun 2008, penjualan sepeda motor mencapai angka 6.216.183 unit. Dengan begitu, tahun 2009 penjualan motor akan berada dikisaran angka 4,35 juta. Jika dirata-ratakan, maka dalam satu bulan hanya akan ada sekitar 365 ribu unit motor terjual.

Pemilu, jelasnya, paling hanya akan mampu mendorong angka penjualan rata-rata per bulan maksimal sama dengan tahun lalu yang mencapai 500 ribu unit per bulan. Sedangkan momentum pemilu diprediksi hanya akan dirasakan lebih kurang selama dua bulan lagi (Maret-April). Dengan begitu, ujar Gunadi, pemilu paling hanya mampu meningkatkan angka penjualan sekitar 270 ribu unit. Angka ini terbilang sedikit jika dibandingkan dengan penurunan penjualan yang sebesar 30 persen atau sekitar 1,86 juta unit.

Hal senada diungkapkan GM Marketing and Product Development PT Astra Honda Motor (AHM), Sigit Kumala. Ia menjelaskan, hingga saat ini belum ada tanda-tanda positif terkait dengan momentum pemilu. ''Biasanya, setiap menjelang masa-masa kampenye pemilu memang ada peningkatan penjualan yang cukup signifikan. Tapi untuk tahun ini, belum ada tanda-tanda positif,'' paparnya.

Tidak hanya AHM yang belum merasakan 'manisnya' momentum pemilu. Agen tunggal pemegang merek (ATPM) Yamaha, Yamaha Motor Kencana Indonesia (YMKI) pun mengalami hal serupa. Meskipun begitu pihak YMKI masih berharap pemilu dapat membawa angin segar. GM Promotion & Motorsport YMKI, Bambang Asmarabudi mengatakan, motor masih menjadi kendaraaan utama di Indonesia. Dengan begitu, masih ada cukup peluang.

Apalagi, barang pendukung kampenye umumnya diproduksi oleh masyarakat menengah ke bawah termasuk segmen pasar sepeda motor. ''Kami berharap, kampanye dapat memberikan tambahan yang lumayan untuk masyarakat. Dengan begitu, dapat pula mendorong masyarakat untuk membeli motor,'' kata Bambang.

Penjualan Januari
Belum berdampaknya momentum pemilu terhadap penjualan sepeda motor setidaknya dapat terlihat pada penjualan di bulan Januari. Berdasarkan data AISI, penjualan sepeda motor di bulan Januari mengalami penurunan sebanyak 372.855 unit. Dibanding Januari tahun 2008 yang mampu mencatatkan angka 477.658 unit, angka penjualan tersebut mengalami penurunan sebesar 20 persen.

Angka tersebut, kata Gunadi, merupakan hasil dari penurunan yang terus terjadi sejak dimulainya krisis global pada Oktober 2008. Pada Oktober tahun lalu, penurunan yang terjadi sekitar delapan persen. Di bulan November, penurunan sebesar empat persen. Pada bulan Desember, penurunan mencapai 1,8 persen. Sementara dari Desember ke Januari, terjadi penurunan sebesar sembilan persen.

Pada bulan Januari, kata Sigit, Honda berhasil memperoleh penjualan sebanyak 179.600 unit. Dengan market share sebesar 48,9 persen. Sementara Yamaha, berhasil memperoleh penjualan sebanyak 162.135 unit. Dengan begitu, Yamaha berhasil mendapat 44,1 persen market share. ''Dibanding Januari tahun lalu, kami mengalami penurunan sebesar lima persen,'' ujar Bambang.

Gunadi menjelaskan, penjualan motor di bulan Januari masih didominasi oleh segmen bebek (underbone) sebesar 65,5 persen. Kemudian disusul motor otomatis (skutik) yang mencapai 24,83 persen. Sisanya, ditempati motor sport dengan porsi 9,68 persen. Khusus untuk kelas motor otomatis, ujar Gunadi, cenderung mengalami peningkatan.

Gunadi menjelaskan, krisis yang terjadi memang tidak dapat dihindari. Namun, pasar yang ada masih memiliki potensi untuk terus berkembang. Untuk itu, pasar harus terus didorong. ''Perlu diciptakan kepercayaan masyarakat terhadap pasar. Hal ini hanya dapat dilakukan oleh pemerintah melalui pengeluaran stimulus untuk pembangunan di sektor infrastruktur. Dengan begitu dapat meningkatkan daya beli masyarakat,'' ungkap Gunadi. n

Data Penjualan Januari
Total Penjualan 372.855 unit
Motor Bebek 65,5 %
Motor Otomatis 24,83 %
Motor Sport 9,68 %
Sumber: AISI

Harga Ban tidak Naik

Krisis keuangan global yang bermula dari Amerika Serikat tidak hanya mempengaruhi angka penjualan mobil atau motor saja. Industri pendukung pun turut merasakan dampaknya. Salah satunya adalah industri ban. Seperti yang terjadi pada PT Bridgestone Tire Indonesia (BTI). Produsen ban asal Jepang ini memperkirakan akan terjadi penurunan penjualan ban sebesar 15 sampai 20 persen.

Sales Manager Department BTI, John M Arsyad mengatakan, Gabungan Industri Kendaraan Bermotor (Gaikindo) memperkirakan, penjualan mobil akan mengalami penurunan hingga 30 persen. ''Kalau penjualan ban mungkin akan lebih sedikit, yaitu sekitar 15 sampai 20 persen,'' ujar John.

Meskipun tidak mengandalkan penjualan ban ke produsen mobil, namun menurunnya angka penjualan mobil akan melemahkan permintaan ban pada tahun ini. Tahun lalu, volume penjualan Bridgestone mencapai angka 12 juta unit atau sekitar satu juta unit per bulan. Dari angka itu, sekitar 50 persen dijual di dalam negeri, sisanya diekspor.

John mengatakan dari enam juta unit penjualan di pasar domestik, sekitar 30 persen di antaranya atau mencapai 1,8 juta unit diserap produsen mobil. Untuk segmen after market, Bridgestone berhasil menembus angka tiga juta unit. Penjualan untuk produsen mobil sempat meningkat sebesar 46 persen akibat peningkatan penjualan mobil yang mampu mencapai angka 600 ribu unit pada tahun lalu. Dampaknya, Bridgestone terpaksa mengurangi ekspor hingga lima persen dan dua persen dari pasar after market untuk mengatasi tingginya permintaan.

John menjelaskan, dengan kondisi krisis seperti saat ini, BTI berharap setidaknya dapat mempertahankan angka penjualan tahun lalu. Di 2008, Bridgestone berhasil memimpin pasar nasional dengan porsi 41,6 persen. Marketing Director BTI, Shinya Hisada menambahkan, BTI masih melihat bagaimana perkembangan pasar. Meskipun, katanya, harga bahan mentah meningkat, sehingga mendorong naiknya biaya produksi. Serta daya beli masyarakat yang melemah. ''Kuncinya ada di kuartal pertama. Kalau membaik, kami harapkan dapat menyamai hasil tahun lalu,'' ujar Hisada.

Karena masih berharap perekonomian akan membaik, BTI pun belum berpikir untuk melakukan pemutusan hubungan kerja. Hisada menjelaskan, pemutusan hubungan kerja pegawai merupakan langkah terakhir yang akan ditempuh perusahaan. Untuk efisiensi, langkah yang dilakukan adalah mengurangi jumlah lembur karyawan. Saat ini, terdapat 3.320 tenaga kerja lokal dan 13 tenaga kerja asing yang bekerja di BTI.

BTI, ungkap Hisada, juga belum mau menaikkan harga jual sepanjang 2009. John menambahkan, saat ini semua aspek masyarakat sedang turun. Termasuk penghasilan dari kendaraan komersil seperti angkot dan truk. Karena itu, BTI memilih untuk tidak menaikan harga jual produknya. Sebelumnya, BTI pernah menaikkan harga pada pertengahan tahun lalu rata-rata 10 persen untuk produk seperti Toranza dan Potenza.

Produk Baru
John, menjelaskan, Maret mendatang BTI akan mengeluarkan produk baru yang dinamai B250. Ban ini, masuk dalam kelas standar. Ke depan, ban yang ditujukan untuk kendaraan penumpang ini akan menggantikan ban-ban standar yang sebelumnya ada, seperti Turbo dan Tecno. Field Service Engineering Department Manager BTI, Agus Sarsito menjelaskan, ban yang tersedia dalam 16 ukuran ini merupakan ban yang hemat energi. ''Ban ini didesain dengan hambatan gulir yang rendah sehingga mampu menghemat penggunaan bahan bakar,'' ujar Agus.

Selain itu, ujar John, di tahun 2009 ini, BTI akan menambah lima Tomo (toko model Bridgestone) baru. Saat ini ada 187 Tomo yang tersebar di Indonesia dimana 146 diantaranya ada di pulau Jawa dan Bali, 26 Tomo di Sumatera dan Kepulauan Riau, sisanya di pulau Kalimantan dan Sulawesi. ''Tomo inilah yang menjadi jaringan penjualan resmi Bridgestone dengan pelayanan berorientasi pada kepuasan pelanggan,'' ujar John.

Feminim Namun tak Hanya Buat Wanita

Melakukan test drive Hyundai i-10 merupakan kesempatan yang menarik. Apalagi, rute yang ditempuh tidak hanya di dalam kota yang memang menjadi karakter i-10 sebagai city car. Namun juga menggunakan jalanan luar kota dengan kondisi berliku, lengkap kondisi tanjakan terjal dan kelokan menurun.

Perjalanan dimulai dari Pondok Indah Mal 2. Sebanyak 15 unit i-10 bergerak menuju Universitas Pelita Harapan, Tangerang. Dalam perjalanan tersebut, terasa i-10 sebagai city car yang memadai. Karena ukurannya yang mungil, panjang 3.565 milimeter dan lebar 1.595 milimeter serta jarak sumbu roda 2.380 mm, i-10 mampu berakselerasi dengan baik dalam kondisi lalu lintas yang padat. Praktis, lalu lintas kota tidak memberikan hambatan yang berarti.

Dalam perjalanan selanjutnya, rombongan tidak hanya diajak melintasi jalanan kota yang berliku. Namun juga jalanan berkondisi buruk. Untuk mencoba performanya, mobil sengaja diarahkan ke kondisi jalalan berlubang. Hasilnya, kaki-kaki i-10 cukup mampu meredam guncangan. Suara guncangan pun tidak masuk ke dalam kabin. Sehingga, penumpang masih nyaman kendati melewati jalan berlubang.

Tantangan yang diberikan tidak hanya sampai di situ. Kali ini, i-10 dibawa melaju melintas jalan bebas hambatan Cikampek-Cipularang. Meskipun berkapasitas kecil, namun mesin 1.100 cc yang dibenamkan mampu melintas di jalan bebas hambatan dengan kecepatan cukup tinggi. Dengan pertimbangan keamanan Republika hanya mengenjot hingga 135 km/jam. Rasanya itulah batas aman yang direkomendasikan untuk sebuah city car. Namun ada saja wartawan yang nekad memacu i-10 hingga mencapai kecepatan 170 km/jam.

Keluar tol Cipularang, rombongan menghadapi tantangan baru. Lintasan yang meliku dengan kondisi jalan yang naik turun. Kondisi ini diperparah dengan hujan yang mengguyur. Dengan menggendarai i-10 bertransmisi otomatis, Republika mencoba melewati jalanan yang naik turun sepanjang jalan Purwakarta dan Subang. Tentu karena city car pada beberapa jalan yang cukup terjal, laju mobil sedikit terhambat. Fitur transmisi pada posisi D2 dan L yang dibenamkan, cukup lumayan mengatasinya.

Satu hal yang sedikit disayangkan adalah kemampuan akselerasi yang kurang memadai. Sistem transmisi otomatis dan tipe mesin SOHC membuat i-10 mengalami power lag saat mesin pada putaran 3.000 rpm.

Vice President PT Hyundai Mobil Indonesia (HMI), Erwin Djajadiputra mengklaim, konsumsi bahan bakar i-10 sekitar 1:18 (seliter BBM mampu melaju 18 kilometer). Namun, berdasarkan perhitungan Republika, konsumsi bahan bakar i-10 sekitar 1:12.

President Director HMI, Jongkie D Sugiarto menjelaskan, i-10 merupakan mobil yang didesain untuk memenuhi kebutuhan wanita. Hal ini berdasarkan survei yang menyatakan, sekitar 50 persen pengguna city car merupakan wanita. Karenanya, HMI menyediakan lima varian yang disesuaikan dengan kebutuhan penggunanya. Yakni, iCool untuk profesional muda, iChic untuk pelajar dan mahasisaw, iCare untuk keluarga, GLS, dan GL.

Saat ini, ujar Jongkie, belum ada ATPM yang masuk ke segmen wanita secara khusus. Karena itu, HMI tertarik untuk masuk ke pasar ini. ''Produk i-10 memang menyediakan kebutuhan wanita. Meskipun begitu, bukan berarti hanya wanita yang dapat menggunakannya,'' ujar Jongkie.

Jurus Berkelit Saat Krisis

Ada yang menambah diler, menggarap komunitas, hingga menggenjot produksi.

Krisis ekonomi global yang juga melanda Indonesia masih terus berlanjut di tahun 2009. Salah satu yang terkena dampaknya adalah industri otomotif. Penjualan otomotif diprediksi akan terus menurun dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.

Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), penjualan mobil selama Januari 2009 hanya mampu mencapai 31.634 unit. Atau turun 12 persen dibanding bulan yang sama tahun lalu yang mampu mencapai angka 41.377 unit. ''Penjualan di bulan Februari tidak berbeda jauh dengan Januari, yaitu sekitar 33 ribu unit. Jauh dibandingkan Februari tahun lalu yang mencapai angka 47 ribu unit. Karena itu, meskipun naik tapi belum signifikan,'' ujar Marketing Director PT Toyota Astra Motor (TAM), Joko Trisanyoto.

Ia menambahkan, karena kondisi pasar masih belum memperlihatkan tanda-tanda kenaikan yang signifikan, TAM masih belum bisa memperkirakan secara pasti bagaimana kondisi industri otomotif di 2009. Karena itu, TAM lebih memilih menunggu perkembangan selanjutnya untuk menentukan langkah di 2009.

Meskipun begitu, TAM tetap memasang beberapa strategi untuk menyiasati pasar yang lesu. Antara lain, melakukan kampenye penjualan dengan memanfaatkan seluruh potensi kekuatan yang dimiliki. Mulai dari jumlah outlet dan diler hingga ketersediaan suku cadang.

Joko menjelaskan, krisis yang membuat turunnya angka penjualan juga memaksa TAM untuk melakukan upaya efisiensi. Hal ini dilakukan dengan mengurangi kegiatan atau pun biaya yang tidak terlalu penting. Seperti pengurangan anggaran untuk pertemuan hingga kunjungan-kunjungan. ''Untuk kampanye penjualan pun kami perhitungkan dengan seksama,'' tambah Joko.

Sebagai bagian dari upaya untuk efisiensi, TAM juga berupaya meningkatkan jalur komunikasi secara langsung dengan konsumen. Baik menggunakan dunia maya maupun melalui komunitas dan pelanggan yang tercatat di pusat data. Cara ini diakui Joko mampu menghemat biaya promosi ketimbang dengan media lain.

Ia menambahkan, komunikasi langsung merupakan strategi yang telah digunakan oleh TAM. Hanya saja, sebelumnya tidak digarap dengan serius. Karena itu, Joko belum bisa mengatakan seberapa besar tingkat efektifitasnya.

Langkah efisiensi juga dilakukan oleh PT Honda Prospect Motor (HPM). Marketing and Aftersales Services Director HPM, Jonfis Fandy mengatakan, efisiensi merupakan salah satu langkah antisipatif yang disiapkan HPM untuk menghadapi krisis. Langkah efisiensi tersebut antara lain pengurangan shift kerja. Jika sebelumnya ada dua shift dalam sehari, maka akan dikurangi menjadi satu shift.

Agen tunggal pemegang merek (ATPM) Honda ini juga akan memokuskan untuk melakukan pengembangan diler. ''Pengembangan diler merupakan salah satu cara untuk memberdayakan tenaga kerja. Setiap satu diler baru dapat menyerap 50-100 tenaga kerja. Bayangkan jika ada lima atau bahkan 10 diler baru,'' ujar Jonfis.

Di 2007, HPM memiliki 78 diler. Jumlah ini meningkat menjadi 84 di 2008. Untuk 2009, HPM berencana untuk menambah delapan diler lagi, sehingga total menjadi 92 diler di akhir tahun 2009. Khusus untuk diler, HPM menyediakan investasi sebesar Rp 10 miliar dari total investasi Rp 182 miliar yang akan dikeluarkan di 2009. ''Kami berharap dapat memperoleh penjualan sebesar hingga 36.500 unit di tahun 2009,'' ungkap Jonfis.

ATPM Suzuki, PT Indomobil Niaga International (INI) menanggapi krisis dengan cara yang berbeda. Marketing Director INI, Endro Nugroho mengatakan, krisis memang membuat angka penjualan mobil menurun. Namun, penurunannya tidak sebesar yang dikhawatirkan. ''Karena terkait dengan kapasitas produksi pabrik, kondisi pasar yang menurun malah membuat kami dapat bermain dengan lebih baik,'' ujar Endro.

Saat ini, kata Endro, kapasitas pabrik Suzuki sekitar 120 ribu per tahun. Sebagian besar dari produksi tersebut dialokasikan ke pasar domestik, sisanya baru diekspor. Tahun 2008, permintaan produk Suzuki lebih banyak ketimbang kemampuan produksinya. Karena itu, banyak konsumen yang tidak terlayani. Khususnya untuk pick up dan APV. Namun dengan kondisi pasar yang turun, Endro berharap dapat melayani konsumen dengan lebih baik.

Endro mengatakan, yang terpenting adalah dapat menjaga imej dan komunikasi dengan pelanggan. Sehingga, pelanggan dapat terus mengetahui perkembangan yang terjadi seputar Suzuki. ''Kami terus berkomitmen untuk memberikan alternatif produk baru dan penyempurnaan produk-produk yang ada. Dengan begitu, kami berharap konsumen dapat yakin dengan kami (Suzuki),'' tambahnya.

Tambahan Tenaga Grand Vitara

Mesin besar memang memberikan tenaga yang besar pula. Setidaknya itu yang berhasil dibuktikan pada test drive Suzuki Grand Vitara 2.4 L (2.400 cc) pekan lalu. Test drive yang berlangsung selama dua hari tersebut mengambil rute Yogyakarta-Candi Borobudur-Salatiga-Magelang-Temanggung-Semarang.

Rute yang ditempuh tampaknya memang sengaja disiapkan untuk menguji ketangguhan mesin baru Grand Vitara. Kondisi jalannya memiliki banyak tikungan tajam yang berbahaya. Juga, tanjakan dan turunan yang curam, yang menjadi karakteristik daerah dataran tinggi.

Sebelumnya, Grand Vitara hadir dengan menggunakan mesin berkapasitas 2.000 cc. Namun karena pasar Sport Utility Vehicle (SUV) nasional yang cukup besar di kelas 2.400 dan 2.500 cc, maka Suzuki pun ikut mengimbangi. Meskipun begitu, pihak Suzuki mengatakan, tidak akan menghentikan Grand Vitara 2.0. ''Untuk saat ini, kami akan memproduksi versi 2.0 dan 2.4 secara seimbang, atau 50:50. Dengan begitu, kami berharap Grand Vitara dapat memberikan pilihan kepada masyarakat yang ingin membeli SUV,'' ujar Direktur Marketing PT Indomobil Niaga International (INI), Endro Nugroho.

Test drive dimulai dari Bandara Adi Sucipto, Yogyakarta. Tujuan pertama adalah Keraton Yogyakarta. Dalam perjalanan ini, belum banyak yang bisa terlihat. Meskipun hujan mengguyur, kondisi jalan relatif mudah. Yang menjadikannya menarik adalah mendapat kesempatan menyaksikan Sultan Hamengkubuwono X mencoba mobil yang mampu menghasilkan output 166PS/6000rpm dan torsi 225N-m/4000rpm.

Perjalanan selanjutnya menuju Candi Borobudur pun belum bisa memaksa mesin 2.4 liter DOHC VVT 16V 4-inline untuk bekerja maksimal. Begitu pun dengan perjalanan menuju Salatiga. Dapat dikatakan, rute tersebut masih dapat diatasi dengan mudah oleh Grand Vitara 2.4.

Pengujian yang sesungguhnya baru dimulai esok harinya dalam perjalanan menuju Semarang. Hal ini lantaran rombongan mengambil rute melewati Magelang dan Temanggung yang memiliki banyak tikungan tajam dan jalan menanjak yang curam. Pada kesempatan itu, Republika mendapat kesempatan merasakan mesin bertransmisi otomatis dengan empat kecepatan.

Transmisi otomatis ternyata tidak mengurangi tarikan mesin. Karena, terbukti mampu mengatasi berbagai jalan menurun atau pun menanjak. Ini semua berkat fitur D, 3, 2, dan L yang membantu untuk menghadapi berbagai situasi.

Sementara untuk tikungan tajam teratasi dengan teknologi yang dibenamkan pada sistem pengereman yang dilengkapi dengan empat ventilated disc brake, ABS (anti-lock braking system), EBD (electronic braking distribution), BA (braking assist), dan double air bag semakin meyakinkan pengemudi untuk membesut mobil sekalipun di tikungan.

Meskipun berkecepatan tinggi di tikungan, stabilitas mobil tetap terjaga. Ini berkat perubahan suspensi yang menjaga kestabilan dan kenyamanan mobil. Sedikit disayangkan, suspensi, khususnya bagian belakang, tidak mampu meredam suara bising. Sehingga, ketika melewati jalan berlubang, suara bising tetap masuk ke dalam kabin.

Padahal kekedapan suara merupakan faktor yang diklaim INI telah disempurnakan dari versi sebelumnya. Untuk mengurangi suara bising mesin, mobil dengan delapan pilihan warna ini dilengkapi balancer shaft. Bahkan, lapisan karet di pintu yang sebelumnya hanya satu lapis ditambah menjadi tiga lapis. Dengan demikian, semakin menjaga suara bising agar tidak masuk ke kabin.

Selain kapasitas mesin, eksterior dan interior pun mengalami beberapa perubahan. Seperti front grill yang lebih sporty, lampu High Intensity Discharge (HID) Projector dengan auto leveling and auto headlamps, kaca spion yang mampu disesuaikan secara elekronik dan dilengkapi dengan signal lamp, serta ban berukuran 18 inci.

Sementara dari sisi interior, Grand Vitara memiliki fitur Multi Information Display (MID) integrated into meter cluster, digital auto climate control A/C, steering audio control, 2 Din 6 disc/MP3/WMA/iPod connection ready (with interface), dan leather seat.

Endro mengatakan, Gran Vitara facelift akan diluncurkan pada awal April mendatang dengan kisaran harga Rp 270 juta-Rp 310 juta. ''Kami juga akan mengeluarkan edisi hawk limited yang akan diperkenalkan tiga hingga empat bulan mendatang,'' ujar Endro.

Mahalnya Sebuah Test Drive


Test drive (uji coba) produk merupakan hal yang lumrah dilakukan oleh agen tunggal pemegang merek (ATPM). Melalui ajang ini, ATPM ingin memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk merasakan sendiri sensasi berkendara produk yang ditawarkan. Tak jarang, untuk memberikan kesan berbeda, ATPM menggelar test drive di arena balap dengan melibatkan pembalap profesional. Dengan begitu, diharapkan masyarakat akan mengetahui bahwa produk yang ditawarkan memiliki kemampuan dan ketangguhan layaknya mobil balap.

Meskipun begitu, ada kalanya test drive tidak berjalan seperti yang diharapkan. Seperti yang terjadi pada peluncuran Proton New Saga, di Street Circuit Lippo Village Karawaci, Tangerang, beberapa waktu lalu. Sebagai bagian dari acara, Proton menyediakan dua New Saga yang mendemonstrasikan berbagai atraksi slalom. Berbagai atraksi mendebarkan jantung pun diperlihatkan kedua sedan teranyar tersebut.

Di tengah pertunjukan, terjadi hal yang tidak diduga semua orang. Ketika sedang melakukan drifting (berbelok tajam dengan kecepatan tinggi sambil menarik rem), salah satu mobil yang dikendarai pembalap profesional tersebut menabrak pilar bangunan. Akibatnya, bumper belakang mobil hancur berantakan. Tidak hanya itu, sebelum menabrak pilar, bagian belakang mobil juga hampir menabrak salah seorang penonton.

Meskipun berkurang satu unit, pertunjukan tetap berjalan. Selanjutnya, diberikan kesempatan bagi yang ingin merasakan sensasi berkendara dengan kecepatan tinggi di arena balap. Pada kesempatan itu, disediakan dua unit tambahan untuk atraksi racing. Republika mendapat kesempatan untuk merasakan aksi slalom di kursi penum- pang. Sedangkan kemudi tetap dikendalikan pembalap profesional. Mesin 1.3l Campro dengan sistem IAFM (intake air fuel module) yang dibenamkan dalam New Saga terbukti memiliki tarikan yang cukup besar. Pihak Proton mengklaim, mesin tersebut mampu menghasilkan tenaga hingga 94 HP.

Bahkan, dengan teknologi IAFM, New Saga diklaim mampu menghasilkan performa tinggi dengan konsumsi bahan bakar yang efi sien. Juga, tenaga mesin handal pada putaran mesin tinggi atau pun rendah. Untuk memberikan kenyaman, terutama ketika melahap tikungan, Proton menggunakan body chasis dan suspensi yang dikembangkan Lotus. Terbukti, teknologi pabrikan untuk mobil balap tersebut mampu meredam drifting yang dilakukan beberapa kali dengan cukup baik. Sayangnya, rem tangan yang sering digunakan ketika drifting, tidak mampu mendukung untuk aksi slalom yang dilakukan. Itu sebabnya, setelah mengocok perut kami, pengemudi pun memutuskan untuk mengistirahatkan mobil yang kami tumpangi.

Presiden Direktur PT Proton Edar Indonesia (PEI), Ricky HK Too mengatakan, selain kenyamanan, New Saga juga menawarkan ruang yang lebih luas dan fi tur pendukung keamanan. Ruang yang lebih luas didapat dari atap yang lebih tinggi dan ukuran mobil yang lebih panjang. Bagasi pun didesain dengan ukuran yang lebih luas, yaitu berkapasitas hingga 413 liter. Sementara dari segi keamanan, New Saga dilengkapi dengan seatbelt pre-tensioner, satu kantong udara, central door-lock, dan reverse sensor.

Ricky yakin, di tengah krisis keuangan yang tengah melanda, New Saga dapat menjadi pilihan. Karena, di saat seperti ini masyarakat akan mencari kendaraan murah dengan biaya operasional dan perawatan yang rendah. ‘’Karena itu, krisis saat ini menjadi kesempatan bagi kami,’’ ujarnya.

Proton juga sengaja masuk ke segmen sedan 1.300 cc yang masih sepi pemain. Dengan berbagai pertimbangan tersebut, Ricky menargetkan dapat menjual sekitar 1.000 unit New Saga di tahun 2009. ‘’Angka ini merupakan angka untuk test market,’’ jelas Ricky. Mobil yang tersedia dalam tujuh warna pilihan ini, dibandrol Rp 115 juta on the road Jakarta untuk transmisi manual, dan Rp 125 juta on the road Jakarta untuk transmisi otomatis

Langkah Cadangan untuk Bertahan

Krisis keuangan global yang membuat menurunnya angka penjualan kendaraan tahun ini membuat ATPM (agen tunggal pemegang merek) menyiapkan berbagai langkah cadangan untuk bertahan. Jika sebelumnya ATPM hanya mengandalkan penjualan unit baru saja, kini mereka mulai menaruh perhatian yang lebih besar kepada servis dan suku cadang. Atau biasa dikenal sebagai kegiatan after sales service (layanan purna jual).

Deputy General Manager 4W Marketing and SalesPT Indomobil Niaga International (INI), Joko Utomo mengatakan, after salesmerupakan hal yang sangat penting di samping penjualan. ‘’Dalam dunia otomotif, ada dua hal yang penting. Yaitu penjualan unit baru dan perawatan unit yang sudah terjual,’’ ujar Joko. Ia menambahkan, kondisi krisis seperti yang terjadi saat ini, membuat banyak ATPM memfokuskan kegiatan purna jualnya.

Karena, disaat angka penjualan turun, otomatis pemasukan dari penjualan akan menurun juga. Untuk mengatasinya, ATPM akan mencari sumber pemasukan lain, salah satunya adalah bisnis purna jual. Langkah inilah yang dilakukan ATPM Suzuki di Indonesia ketika menghadapi krisis. Menurut Joko, INI meningkatkan pelayanan purna jual berdasarkan tiga faktor. Yaitu fisik, sumber daya manusia, dan produk. Faktor fisik dilakukan dengan melakukan standarisasi diler. Hal ini untuk meningkatkan pencitraan Suzuki di mata konsumen.

Faktor sumber daya manusia ditingkatkan dengan melakukan berbagai macam pelatihan. Saat ini, INI menggunakan pola TFT ( training for traner) untuk meningkatkan sumber daya manusianya. Jadi, INI akan memberikan pelatihan kepada satu orang dari satu diler. Selanjutnya, orang tersebut harus menyebarkan pengetahuan yang telah dipelajarinya kepada rekan kerjanya.

Sementara faktor produk dilakukan dengan meningkatkan pelayanan servis dan ketersedian suku cadang di tiap diler. ‘’Ketiga faktor ini saling terkait antara satu dengan yang lain. Karenanya, ketiganya menjadi faktor yang sangat penting. Dengan begitu, kami berharap konsumen akan puas ketika datang ke diler kami,’’ paparnya.

Marketing DirectorPT Toyota Astra Motor (TAM), Joko Trisanyoto mengatakan hal senada. Untuk mengatasi pasar yang sedang lesu, TAM berusaha meningkatkan pelayanan purna jual dengan memanfaatkan seluruh potensi kekuatan yang dimiliki untuk melakukan kampenye penjualan. Mulai dari jumlah outlet dan diler hingga ketersediaan suku cadang. Untuk mendukung itu, TAM sedang menggiatkan hubungan komunikasi dengan pelanggannya.

Baik menggunakan dunia maya maupun melalui komunitas dan pelanggan yang tercatat di pusat data. Joko menambahkan, sebelumnya komunikasi langsung telah lama digunakan TAM. Hanya saja, belum digarap dengan serius. Karenanya, hingga kini ia belum bisa mengatakan seberapa besar tingkat efektifitasnya. Selain itu, ujar Joko, cara ini juga mampu menghemat biaya promosi ketimbang menggunakan media lain.

Krisis yang membuat turunnya angka penjualan memang memaksa TAM untuk melakukan upaya efisiensi. Hal ini dilakukan dengan mengurangi kegiatan atau pun biaya yang tidak terlalu penting. Seperti pengurangan anggaran untuk pertemuan hingga kunjungan-kunjungan. ‘’Untuk kampanye penjualan pun kami perhitungkan dengan seksama,’’ tambah Joko.

PT Honda Prospect Motor (HPM) menerapkan langkah yang sedikit berbeda. Untuk mendukung pelayanan purna jualnya, ATPM Honda ini memilih akan memfokuskan pengembangan diler. ‘’Diler yang dikembangkan akan mengusung konsep tiga S. Yaitu sales, service, spare part. Dengan begitu, setiap diler tidak hanya bergantung kepada penjualan saja. Namun juga dapat mengandalkan pelayanan purna jualnya,’’ ujar Marketing and Aftersales Services DirectorHPM, Jonfis Fandy.

Di 2007, HPM memiliki 78 diler. Jumlah ini meningkat menjadi 84 di 2008. Untuk 2009, HPM berencana untuk menambah delapan diler lagi, sehingga total menjadi 92 diler di akhir tahun 2009. Khusus untuk diler, HPM menyediakan investasi sebesar Rp 10 miliar dari total investasi Rp 182 miliar yang akan dikeluarkan di 2009. Selain mengembangkan diler, HPM juga melakukan langkah efisiensi. Jonfis mengatakan, langkah ini merupakan salah satu langkah antisipatif yang disiapkan HPM untuk menghadapi krisis. Langkah efisiensi tersebut antara lain pengurangan shift kerja. Jika sebelumnya ada dua shiftdalam sehari, maka akan dikurangi menjadi satu shift.

Nikmatnya Krisis Bagi Bisnis Mobil Bekas
Akhir tahun lalu, ketika krisis keuangan global pertama kali menghantam, bisnis mobil bekas mengalami peningkatan yang signifikan. Krisis yang meruntuhkan banyak industri tersebut justru memberikan keuntungan bagi pedagang mobil bekas. ‘’Krisis keuangan global justru menguntungkan pedagang pasar mobil bekas,’’ kata Senior ManagerWTC Mangga Dua, Herjanto Kosasih, kala itu.

Hal tersebut lantaran, banyak orang yang ingin membeli mobil baru justru beralih ke mobil bekas. Alasannya, antara lain harga mobil bekas cenderung stabil dibandingkan mobil baru yang fluktuatif mengikuti kurs valuta asing (valas). Di WTC Mangga Dua, penjualan mobil bekas sempat menyentuh angka 500-600 unit per minggu. Padahal biasanya, hanya sekitar 300-400 unit per minggu. ‘’Karena krisis, rata-rata terjual sebanyak 1.500 mobil per bulan. Dari jumlah tersebut, sekitar 60 persen di antaranya membeli dengan tunai,’’ paparnya.

Andre, salah seorang pedagang mobil bekas di Mangga Dua Square, Jakarta memberikan komentar senada. ‘’Kami sempat menjual sekitar 20-30 unit. Padahal, sebelumnya hanya sekitar 15-an unit saja,’’ terangnya. Memasuki tahun 2009, pedagang mobil bekas masih bisa merasakan ‘nikmatnya’ krisis. SupervisorMobil 88 Cabang Cilandak, Adrianus RA mengatakan, sejak bulan Januari hingga Maret, terlihat adanya kenaikan penjualan. Di bulan Januari, Mobil 88 Cabang Cilandak berhasil menjual 70 unit mobil bekas. Kemudian naik menjadi 85 unit di bulan Februari dan 91 unit di bulan Maret. ‘’Di awal tahun ini pasar binis mobil bekas masih cukup bagus. Ini dapat terlihat dari peningkatan jumlah unit yang terjual dari awal tahun hingga saat ini,’’ ujar Adrianus.

Meskipun begitu, tambahnya, jika dibandingkan dengan bulan yang sama pada tahun lalu, memang terjadi penurunan. Ia menduga, suku bunga masih tinggi menjadi asalan utama penurunan tersebut. Hingga saat ini, suku bunga memang menjadi hal yang penting di Mobil 88. Karena sekitar 60 persen penjualan masih dilakukan secara kredit. Mobil 88 pun menggandeng ACC dan Oto Multi Arta sebagai mitra untuk proses kredit.

Untuk menarik minat masyarakat untuk membeli, Mobil 88 pun memberikan kemudahan proses pembelian mobil yang dilakukan secara kredit. Yaitu dengan memberikan uang muka sebesar 10 persen dari harga jual. Serta menambahkan tenor kredit menjadi empat tahun. Anton dari Otoseken yang berlokai di Bintaro Trade Center, Tangerang pun memberikan komentar senada. Ia menjelaskan, beberapa bulan lalu memang terjadi peningkatan penjualan yang cukup signifikan.

Namun, memasuki tahun 2009, kondisi pasar mobil bekas kembali normal. ‘’Kini kami kembali ke penjualan rata-rata, yaitu sekitar 40 unit per bulan,’’ ungkap Anton. Seperti terjadi di Mobil 88, penjualan di Otoseken pun lebih banyak menggunakan sistem kredit ketimbang tunai. Karena itu, suku bunga turut menentukan kondisi penjualan di Otoseken. Meskipun kondisi suku bunga masih cukup tinggi, namun Anton mengaku mematok harga yang lebih kompetitif dibanding penjual mobil bekas lainnya.

Sehingga, masih dapat menarik minat masyarakat untuk membeli mobil. Selain itu, ujarnya, Otoseken hanya menjual kendaraan yang sebelumnya menjadi kendaraan operasional di perusahaan induknya, yaitu Indomobil. Biasanya, kendaraan tersebut baru empat sampai lima tahun digunakan, setelah itu dijual. Dengan pertimbangan ini, calon konsumen dapat lebih yakin dengan kualitas kendaraan yang akan dibeli. ‘’Kendaraan yang kami jual merupakan inventaris perusahaan, sehingga kualitasnya dapat kami jamin. Karena ketika digunakan perawatannya selalu diperhatikan,’’ ujar Anton.

MPV Andrianus dan Anton menjelaskan, saat ini mobil bekas yang masih banyak dicari adalah mobil jenis MPV ( multi purpose vehicle). Seperti Toyota Avanza, Daihatsu Xenia, Toyota Innova, Nissan Grand Livina, dan Suzuki APV. ‘’Mobil-mobil ini dipilih karena merupakan mobil yang dapat menampung penumpang dengan jumlah banyak. Sehingga memiliki banyak kegunaan. Sedangkan untuk sedan, yang dicari adalah sedan dengan harga di bawah Rp 170 juta,’’ kata Adrianus.

Karena banyak diminati, maka biasanya jenis mobil tersebut memiliki harga yang jauh lebih stabil ketimbang jenis lainnya. Anton menjelaskan, di bisnis mobil bekas, yang paling menentukan harga adalah pasar. Yaitu, bagaimana persepsi pasar tentang sebuah kendaraan. Semakin banyak yang mencari, maka biasaya harga sebuah mobil akan semakin naik.

Pertimbangan lainnya adalah jaringan after sales-nya. Anton menyebutkan, mobil merek Toyota dan Honda merupakan dua merek yang paling banyak dicari. Alasannya, kedua merek ini telah memiliki jaringan yang cukup luas. Sehingga, memudahkan pelanggan ketika melakukan service atau membeli suku cadang.

Selain itu, Adrianus menambahkan, kondisi fisik mobil secara umum, warna, dan tahun pembuatan juga turut menentukan harga mobil bekas. ‘’Jumlah populasi sebuah kendaraan juga turut mempengaruhi harga jual. Semakin banyak jumlah kendaraan di jalan, biasanya harganya lebih bagus,’’ kata Adrianus.

Satu Hari Bergaya Hidup ala New Yaris

mumnya, agen tunggal pemegang merek (ATPM) menggelar test drive untuk memperlihatkan kehandalan mesin atau pun kenyamanan sebuah kendaraan. Dengan begitu, pengendara dapat merasakan pengalaman mengendarai kendaraan secara langsung. Namun, konsep berbeda ditawarkan PT Toyota Astra Motor (TAM) ketika menyelenggarakan test drive New Yaris beberapa waktu lalu.

Alih-alih hanya memberikan pengalaman seputar berkendara dengan New Yaris, TAM justru menyajikan test drive yang juga menawarkan pengalaman gaya hidup pengguna Yaris. Acara tersebut dinamai 'One Groovy Day with New Yaris'. Selama satu hari penuh, 40 wartawan diajak untuk merasakan berkendara sekaligus merasakan gaya hidup anak muda perkotaan dinamis yang menjadi segmentasi Yaris.

Acara dimulai pagi hari di Parkir Timur Senayan, Jakarta Pusat. Salah satu tempat hang out anak muda di Jakarta ini memang dijadikan sebagai meeting point untuk berkumpul. Di sini, telah terparkir 10 New Yaris bertransmisi manual dan otomatis yang akan digunakan. Ini berarti, satu kendaraan diisi empat orang.

Memang tidak banyak perubahan yang dilakukan TAM di mobil yang dibandrol Rp 174 juta hingga Rp 207 juta ini. Yang paling mencolok hanya grill depan, bumper depan dan belakang, spoiler, desain pelek, hingga bentuk fog lamp yang baru. Di sisi interior, minor change hanya pada panel interior, steer ornament, shift knob, dan door trim. Untuk semakin memberikan kesan muda dan dinamis, kendaraan yang tersedia dalam enam warna ini dilengkai dengan audio steering switch (untuk tipe S) dan konektor USB, sehingga bisa dikoneksikan pada perangkat gadget khas anak muda seperti iPod, maupun MP3 player.

Fitur keamanan yang sebelumnya telah ada pun masih dipertahankan. Misalnya, ABS dan EBD, serta dual SRS airbags. Sementara dari sisi mesin, tidak banyak yang berubah. New Yaris masih menggunakan mesin 1.500 cc DOHC 16 valve berteknologi VVT-i (Variable Valve Timing with intelligent). Meskipun begitu, New Yaris sudah bisa menggunakan bahan bakar biofuel E20. ''Jadi, mobil ini sudah lebih ramah lingkungan,'' ujar Direktur Marketing TAM, Joko Trisanyoto.

Setelah registrasi dan pembagian kendaraan, kegiatan selanjutnya adalah slalom. Sesi yang dimaksudkan untuk memperlihatkan kehandalan mesin, kelincahan, dan kestabilan mobil ini dimulai dengan pertunjukan slalom oleh dua pembalap profesional. Setelah selesai, giliran peserta test drive yang diperkenankan untuk melibas lintasan yang berkelok-kelok secara bergantian.

Dari Parkir Timur Senayan peserta melaju ke tujuan selanjutnya. Di sinilah letak keunikannya. Biasanya, peserta test drive bergerak bersamaan dalam satu rombongan. Namun dalam acara ini, peserta bergerak secara terpisah. Lokasi tujuan pun diberikan dalam bentuk teka-teki yang diberikan secara bertahap. Tiap kendaraan (tim) harus bekerja sama memecahkan teka-teki yang diberikan untuk menuju lokasi selanjutnya.

Petunjuk pertama mengarahkan peserta menuju sebuah pom bensin di kawasan Kuningan. Sesi ini untuk memperlihatkan kemampuan mesin New Yaris yang dapat diisi dengan biofuel yang lebih ramah lingkungan. Dari lokasi ini, peserta mendapat petunjuk menuju lokasi selanjutnya, yaitu sebuah distro (distribution store) di bilangan Tebet, Jakarta Selatan. Di sini, peserta harus mencari pakaian yang merepresentasikan gaya hidup anak muda yang groovy.

Selesai belanja, peserta diarahkan ke sebuah restoran di kawasan SCBD Sudirman. Di sini pun peserta harus menebak restoran dan jenis makanan yang sesuai dengan semangat Yaris. Melalui SMS, peserta mendapat petunjuk untuk ke lokasi selanjutnya. Yaitu sebuah toko kaset di kawasan Blok M. Di sini, peserta harus mencari sebuah CD yang berisi 11 lagu dan harus menebak penyanyi lagu-lagu tersebut dan mengirim jawabannya melalui SMS. Sebagai gantinya, panitia akan mengirim SMS yang berisi petunjuk yang mengarahkan seluruh peserta ke sebuah kafe di Kemang.

Pihak TAM mengaku, memang sengaja melakukan test drive di kawasan perkotaan yang kompleks dan kondisi jalan yang macet. Selain memiliki banyak tempat yang merepresentasikan gaya hidup anak muda, juga dapat memberikan sensasi berkendara mobil kota yang sesungguhnya

Mendobrak Pasar Sedan Diesel Indonesia

Beberapa waktu lalu, PT Ford Motor Indonesia meluncurkan New Ford Focus. Perubahan kecil (minor change) kedua ini semakin melengkapi Focus yang telah hadir di Indonesia sejak September 2005. Perubahan yang paling mencolok dari Focus baru ini adalah wajah depan.

Menurut Direktur Marketing PT Ford Motor Indonesia (FMI), Davy Tuilan, versi baru memperlihatkan elemen desain kinetik. Ini tampak pada bagian trapesium di bawah bumper depan berukuran besar, yang memang menjadi tren pada mobil-mobil sedan dan hatchback masa kini. Perubahan lain adalah kap mesin dan gril atas yang memiliki logo Ford lebih besar.

Dalam minor change kali ini, FMI menyediakan lima varian. Empat di antaranya adalah 4D (4 door/empat pintu) 2.0L AT Ghia, 5D 2.0L AT Sport, 5D 2.0L AT Comfort, dan 5D 1.8L TDCi AT Comfort. Keempatnya menggunakan mesin Duratec berbahan bakar bensin. Selain mesin bensin, mobil yang tersedia dalam delapan pilihan warna ini juga memiliki varian 5D 2.0L TDCi AT Sport yang mengusung mesin Duratorq berbahan bakar diesel.

Keputusan FMI membenamkan mesin diesel enam percepatan ke dalam New Ford Focus merupakan keputusan yang berani. Karena, selama ini pasar sedan diesel di Indonesia kurang mendapat respons. Hal berbeda jika berbicara mengenai SUV (sport utility vehicle), MPV (multi purpose vehicle) dan double cabin. Tak mungkin Toyota kembali mengeluarkan Fortuner Diesel atau General Motors merilis Captiva Diesel, jika pasar tak menginginkan.

Selama ini mesin diesel terkenal berisik, bergetar keras, dan berasap hitam pekat. Karenanya, jarang ada yang ingin memiliki mobil bermesin diesel. Apalagi untuk sedan yang mengutamakan kenyamanan. Fakta ini ternyata tidak membuat pabrikan patah arang. Buktinya, mesin diesel banyak mengalami pengembangan teknologi.

Di New Ford Focus misalnya. Di mobil yang hanya tersedia dalam transmisi otomatis ini dibenamkan berbagai teknologi untuk memberikan kenyamanan dalam berkendara. Tidak hanya itu, namun juga bertenaga besar dan irit bahan bakar.

Salah satu teknologi yang dibenamkan adalah TDCi Turbodiesel yang dilengkapi dengan double clutch power shift (DCPS). Pihak Ford biasa menyebut DCPS sebagai Powershift. DCPS merupakan sistem transmisi terbaru yang menggunakan dua kopling. Dengan begitu, perpindahan transmisi dapat dilakukan dengan lebih mulus. ''Teknologi ini, menggabungkan keunggulan transmisi manual dan otomatis. Sehingga mobil dapat lebih responsif namun tetap halus ketika berpindah transmisi,'' ujar Davy.

FMI mengklaim, dengan teknologi ini New Ford Focus mampu meluncur dari 0 sampai 100 kilometer per jam dalam 9,6 detik. Sebagai pembanding, mesin bensin 2,0 liter yang digunakan Focus menghasilkan torsi 185 Nm/4.500 rpm dengan tenaga 145 PS pada 6.000 rpm. Sedangkan mesin dieselnya mampu menghasilkan torsi mencapai 320 Nm/2.000 rpm dengan tenaga 136 PS pada 4.000 rpm. Hebatnya, torsi itu diperoleh pada putaran lebih rendah.

Dengan demikian, konsumsi bahan bakarnya jadi lebih irit. Ford mengklaim, mesin diesel yang dibuat di Eropa tersebut mampu mencapai 17,2 kilometer per liter. ''Ketika dites oleh wartawan dengan rute Bandung-Jakarta, konsumsi bahan bakarnya mampu mencapai 17,8 kilometer per liter,'' papar Davy.

Untuk kenyamanan, mobil ini dilengkapi dengan Electronic Stability Program (ESP) yang membantu mengoreksi hambatan di jalan. Dengan teknologi ini, pengemudi dapat mempertahankan stabilitas mobil dalam semua situasi berkendara. Selain menggunakan ABS (anti-lock braking system) dan electronic brakeforce distribution (EBD), Ford juga memasang automatic emergency braking light. Hal itu memungkinkan lampu hazard akan langsung menyala ketika rem diinjak secara mendadak.

New Ford Focus dilepas dengan harga mulai Rp 240 juta hingga Rp 337 juta untuk mesin bensin. Sedangkan untuk mesin diesel, dibandrol dengan harga Rp 329 juta. FMI menargetkan dapat menjual setidaknya 300 unit New Ford Focus hingga akhir tahun 2009. Ini setara dengan 2-3 persen dari pasar C-Car (compact car). ''Untuk varian dieselnya, kami perkirakan dapat mencapai 10-20 persen atau lebih dari total penjualan New Ford Focus,'' harap Davy

Pilih Irit Bensin atau Anti Peluru?

Kaca film juga berfungsi sebagai alat pelindung dan pengaman bagi pengemudi dan penumpangnya dari risiko luka yang lebih parah akibat serpihan kaca.

Meskipun sudah menjadi aksesoris standar mobil, masih banyak masyarakat yang belum memahami dengan tepat fungsi kaca film. Masyarakat Indonesia masih melihat kaca film berdasarkan merek, bukan berdasarkan fungsinya.

Hal tersebut diutarakan Judi dari Nathan Motor di Pusat Onderdil Duta Mas Fatmawati. ''Biasanya pelanggan datang meminta sebuah merek kaca film tanpa mengetahui fungsi kaca film tersebut,'' ujar Jodi.

Jodi menjelaskan, secara umum fungsi kaca film dapat dibagi menjadi tiga. Yaitu untuk tampilan (fesyen), penahan panas, dan keamanan. Karenanya, tambah Judi, produsen membuat kaca film dengan tiga kategorisasi tersebut. Di antara tiga fungsi ini, kaca film yang mampu menahan panas merupakan yang paling banyak dipilih.

Hal serupa diungkapkan Herly dari Maju Jaya Motor. Ia menjelaskan, selain melihat merek yang ternama, pelanggan juga biasanya meminta kaca film yang mampu menahan panas dengan baik. Selain itu, warna dan kemampuan menahan panas juga menjadi pertimbangan pelanggan ketika memilih jenis kaca film yang dikehendaki. ''Untuk warna, yang sedang digemari saat ini adalah warna gelap. Hampir 90 persen pelanggan kami memilih kaca film berwarna gelap,'' papar Herly.

Irma dari Citra Baru Motor memberikan keterangan senada. Ia menambahkan, kaca film penahan panas lebih banyak dipilih karena kondisi cuaca yang semakin panas. ''Karena cuaca semakin panas, pelanggan lebih memilih kaca film yang mampu menahan panas dengan baik,'' jelas Irma.

Mungkin belum banyak yang mengetahui, tapi kemampuan kaca film menahan panas tidak hanya untuk kenyamanan. Namun juga untuk penghematan bahan bakar. Karena, dengan menggunakan kaca film berarti menahan sengatan matahari masuk ke dalam kabin. Penolakan panas ini, tentu saja meringankan beban operasi mesin kendaraan dan AC. Sehingga, konsumsi bahan bakar pun lebih efisien.

Kemampuan menolak sinar ultraviolet (UV) juga berpengaruh terhadap keselamatan. Kaca film dengan kemampuan menolak sinar UV yang rendah dapat membuat pengendara pusing, kelelahan mata, dan bahkan hilang konsentrasi mengemudi.

Mata lelah dan pedih saat mengemudi memang salah satu dampak yang paling sering dari adanya UV berlebihan. Ini biasanya dilanjutkan dengan berkurangnya konsentrasi dan kemampuan melihat seseorang.

Meski begitu, tidak semua kaca film efektif menolak sengatan sinar ultraviolet (UV) yang dihasilkan matahari. Pasalnya, tidak semua jenis kaca film dilengkapi bahan yang mampu menahan sinar UV. Kaca film yang baik adalah yang mampu menggabungkan fungsi tolak panas transmisi cahaya.

Karenanya, ada tiga syarat utama dalam memilih kaca film. Pertama, mampu mengurangi panas sinar matahari. Kedua, dapat mengurangi atau meneruskan cahaya yang tampak dari matahari. Ketiga, mengurangi efek UV dari sinar matahari.

Keamanan
Kaca film dirancang tidak hanya sekadar untuk menahan atau menolak panas saja. Ada juga yang dirancang untuk keamanan. Yaitu sebagai alat pelindung dan pengaman bagi pengemudi dan penumpangnya dari risiko luka yang lebih parah akibat serpihan kaca.

Ada pula kaca film yang dibuat untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya perampokan yang dilakukan penjahat di jalan raya dengan memecahkan kaca mobil. Bahkan, sebagian kaca film diklaim mampu menahan tembakan peluru dari senjata api kaliber 22 dan ledakan bom. Karena kemampuannya itu, maka kaca film tidak melulu dipergunakan untuk kendaraan bermotor saja, tetapi juga untuk gedung-gedung.

Lebih Jauh Tentang Kaca Film
Selama ini banyak sekali merek kaca film yang beredar di Indonesia. Misalnya V-Kool, Llumar Window Film , Huper Optic, Solargard, Armcoat, Inovata, Secure Stik, 3M Auto Film, Perfections, Spectrum, dan sebagainya. Banyaknya pilihan tersebut terkadang menyulitkan konsumen dalam memilih. Akibatnya, pelanggan hanya memilih produk dengan merek yang telah jamak dikenal.

Untuk memudahkan memilih, ada baiknya konsumen mengetahui fungsi dan spesifikasinya. Setidaknya ada empat spesifikasi yang penting untuk diperhatikan. Yaitu UVT (Ultraviolet Transmittance), VLT (Visible Light Transmittance), IRR (Infra Red Reflectance/Rejected), dan TSER (Total Solar Energy Rejected).

UVT adalah daya tolak terhadap sinar ultraviolet. Kebalikannya adalah UVR (Ultraviolet Reflectance). Ultraviolet adalah cahaya yang dapat membuat interior kulit retak atau pecah dan warna interior mobil memudar (fading).

Yang paling berbahaya, cahaya ini dapat menyebabkan kanker kulit. Semakin kecil UVT maka semakin baik. Umumnya, kaca film berkualitas baik dapat menolak ultraviolt hingga 99 persen (UVT 1 persen atau UVR 99 persen).

Sedangkan VLT menandakan besarnya cahaya yg lewat melalui kaca film. VLT berhubungan dengan persentase kegelapan kaca film, tapi bukan sebagai ukuran kegelapan kaca film. Karena kegelapan kaca film juga dipengaruhi oleh bahan dasar kaca film tersebut. Pada umumnya kaca mobil sebelum terpasang kaca film dapat tembus cahaya (VLT) 90 persen.

Hubungan antara VLT dengan tingkat kegelapan dapat digambarkan seperti ini. VLT 70 persen berarti kegelapan kaca film 10-15 persen. VLT 60 persen berarti kegelapan kaca film 15-20 persen. VLT 35-40 persen berarti kegelapan kaca film 30-40 persen. VLT 20 persen berarti kegelapan kaca film 55-60 persen. VLT 10 persen berarti kegelapan kaca film 70 persen. VLT 5 persen berarti kegelapan kaca film 80 persen.

Bila sudah mencapai VLT 5 persen (setara kegelapan 80 persen) tentu akan memberikan privasi yang lebih saat siang atau malam. Karena orang di luar akan sulit melihat ke dalam kabin. Efek sampingnya, daya pandang pengendara juga akan berkurang.

Kriteria lainnya adalah IRR, atau daya tahan terhadap sinar infra-red (infra merah). Infra-red adalah radiasi panas yg dibawa oleh cahaya matahari yang berbahaya. Sehingga semakin besar IRR akan semakin baik.

Terakhir, TSER yaitu persentase total solar energy (panas) yang ditolak kaca film. Semakin besar TSER maka semakin baik. Karena menandakan kemampuan kaca film menolak panas yang masuk melalui kaca film secara total. TSER adalah akumulasi persentase dari berbagai variable penyumbang panas yg masuk melalui kaca. Termasuk infra-red yang merupakan salah satu variable dalam TSER

Kebangkitan Produk Industri Dalam Negeri Butuh Regulasi, Produksi, dan Pembeli

Bisa atau tidaknya produk dalam negeri menjadi tuan rumah di negeri sendiri sangat bergantung pada motivasi dan semangat semua pihak terkait; pemerintah, pengusaha, dan konsumen. Inilah salah satu kesimpulan dari Executive Leadership Seminar tentang 'Kebangkitan Produk Industri Dalam Negeri'. Seminar digelar Harian Republika bekerja sama dengan Departemen Perindustrian, pekan lalu, yang dihadiri Wapres Jusuf Kalla; Menteri Perindustrian Fahmi Idris; Presdir Maspion Grup, Alim Markus; Direktur Bank Mandiri, Budi G. Sadikin; Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia, Gunadi Shindunata; Direktur Pemberitaan TVOne, sukarni Ilyas.

Banyak faktor yang dapat menjadi penyebab sebuah negara mampu berkembang dan maju. Bisa karena kehebatan sumber daya manusia, sumber daya alam, budaya, dan sebagainya. Apapun bidang yang diunggulkan, namun ada satu hal yang pasti dimiliki sebuah negara maju. Yaitu semangat tinggi yang dimiliki negara tersebut untuk maju.

Demikian diungkapkan Wakil Presiden RI, Jusuf Kalla saat menjadi pembicara kunci dalam Executive Leadership Seminar bertema 'Kebangkitan Produk Industri Dalam Negeri' di Balai Kartini, Jakarta, pekan lalu.

Menurut Wapres, semangat tersebut harus dimiliki oleh semua pihak. Mulai dari produsen, konsumen, dan pemerintah. Produsen, katanya, harus bersemangat memproduksi produk berkualitas dengan harga terjangkau dan mudah ditemui di pasaran. Karena, dalam persaingan dunia yang dibutuhkan adalah produk yang lebih baik kualitasnya, lebih cepat sampainya dan lebih murah harganya. ''Lebih baik, lebih cepat, lebih murah. Itu intinya. Jargon ini bukan hanya untuk kepentingan sesaat, tapi harus jadi pedoman kita untuk meningkatkan penjualan produk dalam negeri,'' kata Wapres.

Pada diri konsumen, semangatnya adalah dengan membeli produk dalam negeri. Konsep besarnya adalah dengan membeli produk lokal, akan berarti membuka lapangan pekerjaan, membantu keluarga, membantu ekonomi nasional. ''Dan tentu konsumen akan berpikir, penjualan produk dalam negeri ikut membantu menyumbang pajak. artinya penerimaan negara akan bertambah,'' tutur dia.

Sedangkan dari semangat pemerintah, yakni dengan mengeluarkan instruksi untuk memakai produk dalam negeri. Yang didukung pula oleh regulasi terkait penggunaan produk dalam negeri. ''Semoga saja semangat dapat menjadi modal kita untuk memiliki perekonomian yang kuat,'' tegasnya.

Pentingnya peran pemerintah juga disampaikan Direktur Program TV One, Sukarni Ilyas. Ia menjelaskan, pemerintah harus berperan untuk membangun nasionalisme individu. ''Nasionalisme tergantung dari political will pemerintah. Hal ini harus didukung oleh seluruh jajaran pemerintah tanpa kecuali,'' katanya.

Menurutnya, pemerintah harus membuat kebijakan yang mengatur masuknya produk impor secara ketat. Tapi, tambahnya, kondisinya justru berbeda. Kebijakan yang ada malah mempermudah masuknya barang-barang impor. Ia menyebut Korea Selatan sebagai contoh. Ketika ia berkunjung ke Korea Selatan pada tahun 70-an, ia melihat pemerintah melakukan proteksi produk lokal dengan sangat ketat. Tidak ada satu pun produk impor yang dapat ditemui di Korea Selatan pada waktu itu.

Ketika isu globalisasi muncul beberapa tahun kemudian, Korea Selatan sudah memiliki produk nasional yang kuat. ''Jadi, meskipun ada produk dari negara lain, mereka lebih memilih produk dalam negeri. Ada kebanggaan yang muncul ketika mereka menggunakan produk negaranya,'' jelasnya.

Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ban Indonesia (APBI) Aziz P Pane yang menjadi peserta seminar juga mengatakan pentingnya peran pemerintah terhadap kebangkitan produk lokal. Ia menjelaskan, Indonesia termasuk salah satu negara penghasil karet alam terbesar di dunia. Masalahnya, karet alam bukan satu-satunya bahan yang diperlukan untuk membuat ban.

''Faktanya, sekitar 65 persen bahan ban masih impor. Karena itu, kami sangat membutuhkan pengertian pemerintah untuk mempermudah masuknya bahan baku ban dan keringanan pajak. Jika begitu, Indonesia bisa menguasai industri ban dunia,'' kata Aziz.

Terlepas dari sektor atau industrinya, penggunaan produk dalam negeri memang butuh semangat dan komitmen tinggi. Cinta produk dalam negeri boleh jadi hanya sekadar jargon. Demi merealisasikannya, butuh keinginan dan komitmen kuat untuk tak sekadar mencintai, tapi yang lebih penting, juga memiliki dan menggunakan produk dalam negeri.

Menunggu Dukungan Perbankan
Tidak hanya dukungan pemerintah yang diperlukan untuk membangkitkan produk lokal dan perekonomian Indonesia. Dukungan dalam hal pendanaan pun menjadi satu hal yang tidak kalah penting. Direktur UKM Bank Mandiri Budi Sadikin menjelaskan, potensi industri perbankan sangat besar.

Dalam paparannya, ia memberikan tiga contoh yang ia dapat 10 tahun lalu. Yang pertama adalah Swiss yang merupakan negara kecil di Eropa namun tidak pernah terkena dampak perang yang terjadi di Eropa. Baik perang dunia pertama maupun kedua. Hal ini karena seluruh uang yang dimiliki pemimpin Eropa disimpan di Swiss.

Kedua adalah Israel yang merupakan negara kecil di Timur Tengah namun dapat mengatur dunia. Hal ini karena seluruh perekonomian dunia dikuasai oleh orang-orang Israel. Yang ketiga adalah Singapura yang mencoba meniru langkah Swiss dan Israel. Hasilnya, kini Singapura telah diakui sebagai salah satu negara berpengaruh di Asia dan dunia. ''Tiga contoh ini memperlihatkan bahwa industri perbankan merupakan industri yang strategis,'' jelasnya.

Di Indonesia pun perbankan memiliki peran penting, khususnya bagi perkembangan industri. Ia menjelaskan, Bank Mandiri merupakan bank yang belum lama terjun dalam pembiayaan mikro dan retail. Meskipun begitu, bidang mikro dan retail telah memberikan sumbangan yang tidak kalah besar dengan korporat.

Bahkan, katanya, pembiayaan di bidang mikro dan retail terus mengalami peningkatan. ''Sekarang, kami (kredit mikro dan retail) telah mencapai Rp 350 miliar dengan rata-rata pinjaman Rp 15 juta untuk setiap nasabah,'' tambah Budi.

Peserta lainnya, Marketing Support Manager PT Kaisar Motorindo Industri (KMI), Denny Chandra juga menegaskan pentingnya dukungan perbankan terhadap produk lokal. Ia menjelaskan, bagi industri sepeda motor dukungan pembiayaan dari perbankan sangat penting. Karena lebih dari 90 persen pembelian sepeda motor dilakukan secara kredit.

''Kami memang telah bekerja sama dengan beberapa perusahaan leasing. Tapi, kami membutuhkan dukungan perbankan untuk memberikan pembiayaan dengan bunga yang lebih rendah. Sehingga dapat meningkatkan minat masyarakat untuk membeli motor,'' paparnya.

Konsumsi memang menjadi pendorong perekonomian. Bahkan, Budi menambahkan, salah satu yang membuat Indonesia dapat bertahan adalah tingginya consumer spending. Karena itu, ia menghimbau masyarakat agar tidak terus menerus mengendapkan uangnya.

Hanya saja, tambahnya, konsumsi membutuhkan keyakinan dan kepercayaan masyarakat. Baik terhadap pemerintah selaku regulator, produsen, serta produk yang ditawarkan. Sehingga masyarakat tidak malu ketika menggunakan produk dalam negeri. ''Kita harus rendah hati dan percaya diri untuk membeli produk lokal. Bahwa produk kita memiliki kualitas yang sama dengan produk dari negara lain. Dengan begitu, kita pun dapat berdiri sejajar dengan negara-negara besar lainnya,'' jelasnya.

Perbankan, lewat pembiayaan terhadap industri yang menggunakan bahan baku dalam negeri atau menghasilkan produk dalam negeri, sudah saatnya lebih berperan dibanding sebelumnya. Pembiayaan sektor konsumsi yang mendongkrak penggunaan produk dalam negeri, mestinya menjadi prioritas. Ini yang ditunggu-tunggu realisasinya.