Rabu, Juli 29, 2009

Harga Ban tidak Naik

Krisis keuangan global yang bermula dari Amerika Serikat tidak hanya mempengaruhi angka penjualan mobil atau motor saja. Industri pendukung pun turut merasakan dampaknya. Salah satunya adalah industri ban. Seperti yang terjadi pada PT Bridgestone Tire Indonesia (BTI). Produsen ban asal Jepang ini memperkirakan akan terjadi penurunan penjualan ban sebesar 15 sampai 20 persen.

Sales Manager Department BTI, John M Arsyad mengatakan, Gabungan Industri Kendaraan Bermotor (Gaikindo) memperkirakan, penjualan mobil akan mengalami penurunan hingga 30 persen. ''Kalau penjualan ban mungkin akan lebih sedikit, yaitu sekitar 15 sampai 20 persen,'' ujar John.

Meskipun tidak mengandalkan penjualan ban ke produsen mobil, namun menurunnya angka penjualan mobil akan melemahkan permintaan ban pada tahun ini. Tahun lalu, volume penjualan Bridgestone mencapai angka 12 juta unit atau sekitar satu juta unit per bulan. Dari angka itu, sekitar 50 persen dijual di dalam negeri, sisanya diekspor.

John mengatakan dari enam juta unit penjualan di pasar domestik, sekitar 30 persen di antaranya atau mencapai 1,8 juta unit diserap produsen mobil. Untuk segmen after market, Bridgestone berhasil menembus angka tiga juta unit. Penjualan untuk produsen mobil sempat meningkat sebesar 46 persen akibat peningkatan penjualan mobil yang mampu mencapai angka 600 ribu unit pada tahun lalu. Dampaknya, Bridgestone terpaksa mengurangi ekspor hingga lima persen dan dua persen dari pasar after market untuk mengatasi tingginya permintaan.

John menjelaskan, dengan kondisi krisis seperti saat ini, BTI berharap setidaknya dapat mempertahankan angka penjualan tahun lalu. Di 2008, Bridgestone berhasil memimpin pasar nasional dengan porsi 41,6 persen. Marketing Director BTI, Shinya Hisada menambahkan, BTI masih melihat bagaimana perkembangan pasar. Meskipun, katanya, harga bahan mentah meningkat, sehingga mendorong naiknya biaya produksi. Serta daya beli masyarakat yang melemah. ''Kuncinya ada di kuartal pertama. Kalau membaik, kami harapkan dapat menyamai hasil tahun lalu,'' ujar Hisada.

Karena masih berharap perekonomian akan membaik, BTI pun belum berpikir untuk melakukan pemutusan hubungan kerja. Hisada menjelaskan, pemutusan hubungan kerja pegawai merupakan langkah terakhir yang akan ditempuh perusahaan. Untuk efisiensi, langkah yang dilakukan adalah mengurangi jumlah lembur karyawan. Saat ini, terdapat 3.320 tenaga kerja lokal dan 13 tenaga kerja asing yang bekerja di BTI.

BTI, ungkap Hisada, juga belum mau menaikkan harga jual sepanjang 2009. John menambahkan, saat ini semua aspek masyarakat sedang turun. Termasuk penghasilan dari kendaraan komersil seperti angkot dan truk. Karena itu, BTI memilih untuk tidak menaikan harga jual produknya. Sebelumnya, BTI pernah menaikkan harga pada pertengahan tahun lalu rata-rata 10 persen untuk produk seperti Toranza dan Potenza.

Produk Baru
John, menjelaskan, Maret mendatang BTI akan mengeluarkan produk baru yang dinamai B250. Ban ini, masuk dalam kelas standar. Ke depan, ban yang ditujukan untuk kendaraan penumpang ini akan menggantikan ban-ban standar yang sebelumnya ada, seperti Turbo dan Tecno. Field Service Engineering Department Manager BTI, Agus Sarsito menjelaskan, ban yang tersedia dalam 16 ukuran ini merupakan ban yang hemat energi. ''Ban ini didesain dengan hambatan gulir yang rendah sehingga mampu menghemat penggunaan bahan bakar,'' ujar Agus.

Selain itu, ujar John, di tahun 2009 ini, BTI akan menambah lima Tomo (toko model Bridgestone) baru. Saat ini ada 187 Tomo yang tersebar di Indonesia dimana 146 diantaranya ada di pulau Jawa dan Bali, 26 Tomo di Sumatera dan Kepulauan Riau, sisanya di pulau Kalimantan dan Sulawesi. ''Tomo inilah yang menjadi jaringan penjualan resmi Bridgestone dengan pelayanan berorientasi pada kepuasan pelanggan,'' ujar John.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar