Kaca film juga berfungsi sebagai alat pelindung dan pengaman bagi pengemudi dan penumpangnya dari risiko luka yang lebih parah akibat serpihan kaca.
Meskipun sudah menjadi aksesoris standar mobil, masih banyak masyarakat yang belum memahami dengan tepat fungsi kaca film. Masyarakat Indonesia masih melihat kaca film berdasarkan merek, bukan berdasarkan fungsinya.
Hal tersebut diutarakan Judi dari Nathan Motor di Pusat Onderdil Duta Mas Fatmawati. ''Biasanya pelanggan datang meminta sebuah merek kaca film tanpa mengetahui fungsi kaca film tersebut,'' ujar Jodi.
Jodi menjelaskan, secara umum fungsi kaca film dapat dibagi menjadi tiga. Yaitu untuk tampilan (fesyen), penahan panas, dan keamanan. Karenanya, tambah Judi, produsen membuat kaca film dengan tiga kategorisasi tersebut. Di antara tiga fungsi ini, kaca film yang mampu menahan panas merupakan yang paling banyak dipilih.
Hal serupa diungkapkan Herly dari Maju Jaya Motor. Ia menjelaskan, selain melihat merek yang ternama, pelanggan juga biasanya meminta kaca film yang mampu menahan panas dengan baik. Selain itu, warna dan kemampuan menahan panas juga menjadi pertimbangan pelanggan ketika memilih jenis kaca film yang dikehendaki. ''Untuk warna, yang sedang digemari saat ini adalah warna gelap. Hampir 90 persen pelanggan kami memilih kaca film berwarna gelap,'' papar Herly.
Irma dari Citra Baru Motor memberikan keterangan senada. Ia menambahkan, kaca film penahan panas lebih banyak dipilih karena kondisi cuaca yang semakin panas. ''Karena cuaca semakin panas, pelanggan lebih memilih kaca film yang mampu menahan panas dengan baik,'' jelas Irma.
Mungkin belum banyak yang mengetahui, tapi kemampuan kaca film menahan panas tidak hanya untuk kenyamanan. Namun juga untuk penghematan bahan bakar. Karena, dengan menggunakan kaca film berarti menahan sengatan matahari masuk ke dalam kabin. Penolakan panas ini, tentu saja meringankan beban operasi mesin kendaraan dan AC. Sehingga, konsumsi bahan bakar pun lebih efisien.
Kemampuan menolak sinar ultraviolet (UV) juga berpengaruh terhadap keselamatan. Kaca film dengan kemampuan menolak sinar UV yang rendah dapat membuat pengendara pusing, kelelahan mata, dan bahkan hilang konsentrasi mengemudi.
Mata lelah dan pedih saat mengemudi memang salah satu dampak yang paling sering dari adanya UV berlebihan. Ini biasanya dilanjutkan dengan berkurangnya konsentrasi dan kemampuan melihat seseorang.
Meski begitu, tidak semua kaca film efektif menolak sengatan sinar ultraviolet (UV) yang dihasilkan matahari. Pasalnya, tidak semua jenis kaca film dilengkapi bahan yang mampu menahan sinar UV. Kaca film yang baik adalah yang mampu menggabungkan fungsi tolak panas transmisi cahaya.
Karenanya, ada tiga syarat utama dalam memilih kaca film. Pertama, mampu mengurangi panas sinar matahari. Kedua, dapat mengurangi atau meneruskan cahaya yang tampak dari matahari. Ketiga, mengurangi efek UV dari sinar matahari.
Keamanan
Kaca film dirancang tidak hanya sekadar untuk menahan atau menolak panas saja. Ada juga yang dirancang untuk keamanan. Yaitu sebagai alat pelindung dan pengaman bagi pengemudi dan penumpangnya dari risiko luka yang lebih parah akibat serpihan kaca.
Ada pula kaca film yang dibuat untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya perampokan yang dilakukan penjahat di jalan raya dengan memecahkan kaca mobil. Bahkan, sebagian kaca film diklaim mampu menahan tembakan peluru dari senjata api kaliber 22 dan ledakan bom. Karena kemampuannya itu, maka kaca film tidak melulu dipergunakan untuk kendaraan bermotor saja, tetapi juga untuk gedung-gedung.
Lebih Jauh Tentang Kaca Film
Selama ini banyak sekali merek kaca film yang beredar di Indonesia. Misalnya V-Kool, Llumar Window Film , Huper Optic, Solargard, Armcoat, Inovata, Secure Stik, 3M Auto Film, Perfections, Spectrum, dan sebagainya. Banyaknya pilihan tersebut terkadang menyulitkan konsumen dalam memilih. Akibatnya, pelanggan hanya memilih produk dengan merek yang telah jamak dikenal.
Untuk memudahkan memilih, ada baiknya konsumen mengetahui fungsi dan spesifikasinya. Setidaknya ada empat spesifikasi yang penting untuk diperhatikan. Yaitu UVT (Ultraviolet Transmittance), VLT (Visible Light Transmittance), IRR (Infra Red Reflectance/Rejected), dan TSER (Total Solar Energy Rejected).
UVT adalah daya tolak terhadap sinar ultraviolet. Kebalikannya adalah UVR (Ultraviolet Reflectance). Ultraviolet adalah cahaya yang dapat membuat interior kulit retak atau pecah dan warna interior mobil memudar (fading).
Yang paling berbahaya, cahaya ini dapat menyebabkan kanker kulit. Semakin kecil UVT maka semakin baik. Umumnya, kaca film berkualitas baik dapat menolak ultraviolt hingga 99 persen (UVT 1 persen atau UVR 99 persen).
Sedangkan VLT menandakan besarnya cahaya yg lewat melalui kaca film. VLT berhubungan dengan persentase kegelapan kaca film, tapi bukan sebagai ukuran kegelapan kaca film. Karena kegelapan kaca film juga dipengaruhi oleh bahan dasar kaca film tersebut. Pada umumnya kaca mobil sebelum terpasang kaca film dapat tembus cahaya (VLT) 90 persen.
Hubungan antara VLT dengan tingkat kegelapan dapat digambarkan seperti ini. VLT 70 persen berarti kegelapan kaca film 10-15 persen. VLT 60 persen berarti kegelapan kaca film 15-20 persen. VLT 35-40 persen berarti kegelapan kaca film 30-40 persen. VLT 20 persen berarti kegelapan kaca film 55-60 persen. VLT 10 persen berarti kegelapan kaca film 70 persen. VLT 5 persen berarti kegelapan kaca film 80 persen.
Bila sudah mencapai VLT 5 persen (setara kegelapan 80 persen) tentu akan memberikan privasi yang lebih saat siang atau malam. Karena orang di luar akan sulit melihat ke dalam kabin. Efek sampingnya, daya pandang pengendara juga akan berkurang.
Kriteria lainnya adalah IRR, atau daya tahan terhadap sinar infra-red (infra merah). Infra-red adalah radiasi panas yg dibawa oleh cahaya matahari yang berbahaya. Sehingga semakin besar IRR akan semakin baik.
Terakhir, TSER yaitu persentase total solar energy (panas) yang ditolak kaca film. Semakin besar TSER maka semakin baik. Karena menandakan kemampuan kaca film menolak panas yang masuk melalui kaca film secara total. TSER adalah akumulasi persentase dari berbagai variable penyumbang panas yg masuk melalui kaca. Termasuk infra-red yang merupakan salah satu variable dalam TSER
Tidak ada komentar:
Posting Komentar