Rabu, Juli 29, 2009

IIMS 2009 Pameran Otomotif Internasional Sejati

Empat dari lima produsen sepeda motor yang menjadi peserta, terbukti sangat peduli untuk menghasilkan produk ramah lingkungan.

Ada yang berbeda pada perhelatan akbar Indonesia International Motor Show(IIMS) kali ini. Pada pelaksanaanya yang ke 17, IIMS tidak hanya diisi oleh merek kendaraan roda empat saja. Produk roda dua pun kini telah mendapat tempat di pameran yang diakui oleh OICA ( organisation internationale des Constructeurs d’Automobiles) tersebut. Pameran yang berlangsung sejak 24 Juli hingga 2 Agustus 2009 ini akan diikuti oleh 21 merek mobil, lima merek sepeda motor, dan sedikitnya 120 industri pendukung. Totalnya, terdapat sekitar 300 stan yang akan memenuhi Jakarta International Expo (JIE) Kemayoran, Jakarta Pusat.

Fakta ini menunjukan kemajuan dibandingkan pelaksanaan IIMS 2008 yang hanya diikuti 18 merek mobil. Lima merek sepeda motor yang ikut dalam acara ini adalah Honda, Yamaha, Suzuki, Harley Davidson, dan Piaggio. Dari segi jumlah, angka ini memang belum mencerminkan keseluruhan merek motor yang ada di Indonesia. Namun, sebagai langkah awal bergabungnya roda dua dalam pameran ini, fakta tersebut jelas merupakan prestasi tersendiri.

‘’Adanya berbagai merek motor di ajang IIMS kali ini adalah sebagai bentuk pemanasan menjelang pameran bersama yang akan kita lakukan secara resmi pada 2010 nanti,’’ ungkap Ketua Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), Bambang Trisulo dalam press conferenceIIMS 2009, beberapa waktu lalu.

Ketua Umum Asosiasi Sepeda Motor Indonesia (AISI), Gunadi Sindhuwinata menjelaskan hal serupa. Ia mengatakan, pameran yang menggabungkan Gaikindo dan AISI secara resmi baru dilakukan pada tahun depan. Sedangkan pada pameran tahun ini, sepenuhnya adalah inisiatif agen tunggal pemegang merek (ATPM) motor untuk menyemarakan IIMS 2009.

Dukungan produsen roda dua pada IIMS 2009 bisa dibilang datang pada waktu yang tepat. Pasalnya, kondisi industri otomotif secara keseluruhan belum pulih total akibat dampak krisis keuang an global. Bambang menegaskan, bersatunya kedua industri otomotif tersebut sangat dibutuhkan sebagai bentuk stimulus industri terhadap pasar yang saat ini sedang sedikit lesu. Di sisi lain, penyelenggaraan IIMS tetap harus dilakukan. Tujuannya, agar industri otomotif Indonesia tidak hambar. Juga sebagai bukti eksistensi bahwa industri otomotif Indonesia masih dapat bertahan dari krisis.

Tidak hanya itu, jika melihat berbagai pameran otomotif dunia lain, seperti Tokyo Motor Show, Frankfurt Auto Show, dan Detroit Motor Show, penggabungan antara mobil dan sepeda motor merupakan hal wajar. Karena, dengan begitu dapat terlihat kondisi otomotif di sebuah negara secara utuh. Melihat fakta tersebut, IIMS dapat dikatakan sebagai embrio menuju pameran otomotif internasional sekelas tiga ikon pameran otomotif dunia itu.

Dua kekuatan Penggabungan sepeda motor dan mobil dalam IIMS pun selaras dengan jiwa pameran yang bertema Drive for a Better Life, yang berarti menuju kehidupan lebih baik. Jadi, dalam satu waktu, terdapat dua kekuatan otomotif nasional yang ditampilkan bersa maan. Tidak lagi satu per satu dan berjalan terpisah seperti yang selama ini terjadi. ‘’Saya sudah lama menyarankan agar pameran motor dan pameran mobil disatukan dalam satu wadah. Dengan begitu, acaranya dapat menjadi lebih besar, lebih semarak dan meriah, serta lebih efisien.

Untuk pengunjung pun akan lebih menguntungkan karena dapat menyaksikan produk motor dan mobil dalam satu kesempatan,’’ papar Gunadi. Dengan masuknya motor pada IIMS 2009 juga berarti semakin membuktikan bahwa industri sepeda motor nasional telah diproduksi dengan kandungan lokal tinggi dan terdiri dari material yang dapat di daur ulang. Gunadi mengatakan, kandungan lokal pada motor lebih banyak dibandingkan pada mobil. Sebut saja Honda, Yamaha, atau Suzuki yang sudah memproduksi motor-motornya di dalam negeri. Bahkan, tidak sedikit unit yang diekspor ke berbagai negara lain.

Gunadi menjelaskan, ekspor sepeda motor tahun 2008 mencapai 64.968 unit dengan tujuan ekspor lebih dari 70 negara. ‘’Untuk sepeda motor, Indonesia merupakan pemain nomor satu di ASEAN dan nomor tiga di dunia,’’ jelasnya. Tidak hanya itu, IIMS 2009 juga merupakan bukti semakin meningkatnya kepedulian industri otomotif Indonesia terhadap lingkungan. Bagaimana tidak, motor merupakan kendaraan dengan jumlah populasi terbanyak di Indonesia. Tengok saja angka penjualan sepeda motor pada tahun 2008 yang menembus angka 6.216.183 unit.

Catatan Polda Metro Jaya bahkan menyata kan, sekitar 1.250 sampai 1.500 unit kendaraan sepeda motor baru muncul di jalan setiap harinya. Bandingkan dengan mobil yang hanya berhasil mencapai angka 603 ribu unit. Dengan kata lain, sepeda motor memberikan sumbangan polusi lebih besar ketimbang mobil. Hal ini penting untuk diperhatikan, meng ingat kondisi alam terus memburuk. Di Jakarta misalnya. Berdasarkan catatan BPLHD DKI Jakarta tahun 2006, persentase kualitas udara tidak sehat di Jakarta meningkat dari tahun sebelumnya.

Di 2005, dari pencatatan kualitas selama 312 hari dalam setahun, di temukan 18 hari udara berkualitas tidak sehat. Sedangkan di tahun 2006, dari pencatatan kualitas udara selama 358 hari dalam satu tahun, terdapat 51 hari atau 14,25 persen udara dalam kualitas tidak sehat di Jakarta. Pada IIMS ini edukasi terhadap konsumen kendaraan roda dua atas adanya produk baru yang dirancang sebagai motor ramah lingkung an, menjadi hal yang menarik. GM Marketing and Product DevelopmentPT Astra Honda Motor (AHM), Sigit Kumala mengatakan, pada IIMS, Honda akan mengusung teknologi yang lebih mengutamakan pelestarian lingkungan.

Salah satunya adalah penerapan teknologi EFI ( electronic fuel injection). Di antaranya pada produk Supra 125 PGM-FI. ‘’Di sepeda motor, penerapan teknologi ini memang belum terlalu populer. Namun beberapa tahun ke depan, teknologi ini yang akan berkembang,’’ ujarnya. Selain mengusung EFI, Honda juga akan menampilkan produk atau pun suku cadang bebas asbes yang dapat membahayakan kesehatan manusia. Contohnya, adalah pada sepatu rem ( brake pad)bebas asbes yang sudah dikembangkan Honda sejak empat tahun lalu.

Komitmen untuk menghadirkan teknologi ramah lingkungan juga ditampilkan oleh Suzuki. Manajer Marketing 2W PT Indomobil Niaga International (INI), Edi Darmawan me nga takan, akan lebih memfokuskan untuk menghadirkan teknologi yang memberikan performa mesin dan ramah lingkungan. Caranya antara lain, dengan menghadirkan sepeda motor bertransmisi otomatis. ‘’Alasan nya karena motor otomatis lebih ramah lingkungan. Performa mesinnya pun tidak kalah dengan yang manual. Selain itu pun, tren motor otomatis terus meningkat,’’ kata Edi.

Teknologi ramah lingkungan, diusung pula oleh Yamaha melalui produk-produknya. Seperti Vixion yang juga telah menerapkan teknologi EFI yang lebih ramah lingkungan. Apalagi Yamaha merupakan produsen motor yang pertama kali membesarkan teknologi transmisi otomatis di Indonesia sehingga pangsa pasar sepeda motor bertransmisi otomatik (skutik) terus berkembang hingga sekarang.

Jangan tanyakan apa kontribusi Piaggio dalam hal pembuatan produk ramah lingkung an. Karena produsen motor asal Eropa ini sangat ketat dalam hal lingkungan. Buktinya, semua produk Piaggio telah menggunakan teknologi Euro 3 bahkan beberapa di antaranya bersertifikasi Euro 4. Inilah salah satu bukti komitmen IIMS 2009 terhadap lingkungan. Bahwa, empat dari lima produsen sepeda motor yang menjadi peserta, terbukti sangat peduli untuk menghasilkan produk yang ramah lingkungan.

Tujuan Wisata
IIMS seyogyanya tidak hanya dipandang sebagai pameran otomotif semata. Gelaran ini juga memiliki misi menjadi tujuan wisata menarik bagi wisatawan asing. Seperti terjadi pada pameran otomotif skala dunia lainnya. ‘’Saya memang berencana untuk mengarahkan IIMS sebagai salah satu tujuan wisata Indonesia. Jadi, masyarakat asing dapat datang ke Indonesia untuk berlibur sekalian menyaksikan IIMS,’’ kata Bambang.

Dengan melihat kondisi IIMS saat ini, tampaknya jalan menuju cita-cita tersebut semakin dekat. Alasannya, IIMS terus menguat. Baik dalam hal keterlibatan peserta yang semakin banyak dan mulai melibatkan kendaraan roda dua. Maupun konsistensi penyelenggaraan yang tidak kalah dengan berbagai pameran yang telah jadi ikon di dunia otomotif. Bahkan di saat krisis di mana banyak negara yang membatalkan penyelenggaraan unjuk performa di bidang otomotif. Kini, tinggal keinginan, komitmen, dan dukungan pemerintah serta masyarakat. ‘’Citacita ini memerlukan dukungan semua pihak. Tidak bisa hanya dari kalangan otomotif saja,’’ tutur Bambang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar