Rabu, Juli 29, 2009

Jangan Salah Pilih Pelumas

Secara ideal, pelulmas yang baik adalah produk yang diarancang sesuai dengan iiklim, karakter penggunaan kendaraannya hingga kondisi lalu lintas di sebuah negara

Pelumas merupakan bagian penting untuk kerja sebuah mesin. Cairan yang juga biasa disebut oli ini berfungsi sebagai pelicin yang juga akan membentuk lapisan pada permukaan antar komponen. Dengan adanya lapisan itu maka gesekan langsung antar komponen mesin dapat dikurangi, bahkan dicegah.

Gesekan berlebih yang terjadi antara komponen berpotensi membuat mesin overheat (panas tinggi). Jika kondisi tersebut terus dibiarkan berlanjut, dapat dipastikan mesin akan bermasalah dan mengalami kerusakan parah. Terakhir, oli juga berfungsi membersihkan sisa pembakaran dalam dapur pacu yang menghasilkan oksidasi dan menghadirkan kerak serta berujung terjadinya korosi.

Karena perannya yang sangat vital, penggunaan pelumas harus tepat. Baik pola penggunaannya maupun jenis oli yang digunakan. Jangan sampai penggunaan oli melebihi anjuran yang dikeluarkan pabrikan. Jangan sampai pula menggunakan jenis pelumas yang tidak sesuai dengan kebutuhan mesin. Karena jika oli tidak bekerja optimal, maka usia mesin pun bisa berkurang.

Potensi kesalahan, bisa saja terjadi karena konsumen keliru memilih spesifikasi pelumas. Tetapi dalam kebanyakan kasus, konsumen melakukan kesalahan memilih oli akibat termakan promosi dengan iming-iming pelumas impor. Kesalahan ini memang bukan hal yang fatal. Namun, tetap saja konsumen rugi karena harus mengeluarkan biaya lebih banyak dari yang seharusnya.

Ketika memilih oli, ada beberapa hal yang harus diketahui. Yang pertama adalah mengetahui teori dasar kerja pelumas dan spesifikasinya. Tidak harus menjadi ahli, namun setidaknya cukup untuk menjadi acuan agar dapat terhindar dari kesalahan pilih oli.

Saat ini, ada puluhan merek oli dengan beragam spesifikasi di pasar bebas. Bahkan belakangan, sejumlah merek pelumas top dunia ditawarkan di Tanah Air. Seperti Top One, Mobil Super, Fuchs, Shell Helix, Global PA, Castrol, Arai, Motul, Agip, Syntium Petronas, dan lainnya.

Banyaknya varian yang diproduksi, tentu berkait dengan kebutuhan pasar yang harus dipenuhinya. Karena memang kebutuhan pelumas secara nasional setahunnya mencapai angka penjualan sekira 650-700 juta liter dengan nilai bisnis mencapai Rp 8 triliun. Ini menunjukan betapa besarnya bisnis oli di Indonesia.

Produk berkualitas
Yang paling sederhana namun mendasar untuk menentukan oli pilihan adalah menyakini bahwa produk yang paling banyak digunakan konsumen di Indonesia pasti merupakan produk yang berkualitas. Selain itu, pelumas berkualitas juga dapat ditengarai sebagai produk yang juga banyak dipakai ATPM (agen tunggal pemegang merek). Karenanya, pelumas pilihan ATPM pasti akan mendominasi pasar.

Selain itu, oli yang diproduksi pabrikan besar dan telah berpengalaman puluhan tahun mengembangkan pelumas, pasti merupakan produk yang direkomendasikan untuk dipilih. Secara ideal, pelumas yang baik adalah produk yang dirancang sesuai dengan iklim, karakter penggunaan kendaraannya hingga kondisi lalu lintasnya di sebuah negara.

Cara lain yang dapat dipertimbangkan ketika memilih pelumas adalah memperhatikan kemasannya. Bukan untuk melihat desain atau pun warna yang digunakan pada kemasan, namun untuk melihat kode oli tersebut. Semua produk oli, pasti memiliki kode yang memperlihatkan data kekentalan (viskositas) dan spesifikasi oli.

Pada kemasan oli, bakal ditemukan kode huruf dan angka seperti misalnya, SAE 40 atau SAE 50. SAE (society of automotive engineers), lembaga dunia yang menetapkan standar kekentalan pelumas pada pengujian suhu 100 derajat C. Kode tersebut menunjukan kualitas pelumas tersebut single grade, yang diproduksi dengan teknologi yang belum begitu maju.

Sedang pelumas yang lebih canggih berkode multi grade. Misalnya di sebuah pelumas tercatat kode 10W-40 API SL. Ini mengandung arti kekentalan oli tetap stabil pada saat suhu ekstrim rendah (10 derajat C) maupun ekstrim tinggi (40 derajat C). Huruf W di belakang angka 10 adalah singkatan winter (musim dingin).

Sementara SL diambil dari spark (busi) yang dimaksudkan sebagai produk untuk mesin bensin. Huruf L, kelanjutan alfabetis yang dimulai dari A. Semakin jauh hurufnya, maka kualitasnya semakin baik. Artinya huruf L lebih bagus dari huruf K, misalnya. Pada pelumas untuk kendaraan diesel, huruf S akan digantikan oleh huruf C (compression). Ini memperlihatkan pelumas tersebut ditujukan untuk mesin dengan sistem pembakaran kompresi.

Pemilihan pelumas juga dapat dilakukan dengan melihat bahan dasarnya. Jamaknya, pelumas terbuat dari tiga bahan, yakni mineral, semi sintetik, dan sintetik. Oli mineral merupakan oli yang bahan dasarnya berasal dari minyak bumi yang diolah menjadi pelumas. Jika kemudian hasil olahan tersebut ditambah dengan bahan sintetik lain, maka akan menjadi pelumas semi sintetik. Jika seluruh bahan dasarnya merupakan bahan senyawa sintetik (buatan), maka disebut oli sintetik. Jika dilihat dari bahan dasarnya, maka oli sintetik merupakan pelumas yang paling berkualitas.

Ketika sudah mengetahui karakteristik dan kebutuhan jenis pelumasnya, satu hal yang tidak boleh dilupakan adalah pola penggunaan pelumas. Dalam hal ini, konsumen harus disiplin untuk mengganti oli secara teratur dan berkala. Karena sebagus apapun olinya, jika tidak diikuti dengan pola yang benar, maka tetap saja komponen mesin yang bakal menjadi korbannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar