Rabu, Juli 29, 2009

Banyak Jalan ke Kampus PTN

Kemampuan membaca Alquran menjadi syarat masuk Universitas Islam Negeri Jakarta.

Banyak jalan menuju Roma. Tampaknya, ungkapan inilah yang digunakan kampus ketika berbicara mengenai jalur masuk perguruan tinggi. Kini, banyak jalan yang dapat digunakan calon mahasiswa untuk masuk ke perguruan tinggi, khususnya perguruan tinggi negeri (PTN). Sebelumnya, masyarakat mungkin hanya mengenal jalur seleksi bersama PTN yang kemudian dikenal dengan Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN). Atau jalur lainnya yang ditujukan untuk mahasiswa berbakat dan berprestasi.

Universitas Indonesia (UI) misalnya. Untuk tahun akademik 2009/2010, selain menggelar SNMPTN UI juga membuka beberapa jalur penerimaan mahasiswa baru. Antara lain adalah Seleksi Masuk UI, atau yang biasa dikenal dengan Simak-UI.

Direktur Corporate Communications UI, Firmanzah, PhD menjelaskan, Simak-UI adalah ujian seleksi terpadu untuk masuk UI yang pengelolaannya dilakukan secara mandiri. ''Simak UI merupakan seleksi yang dilakukan secara serentak di seluruh Indonesia untuk seluruh program pendidikan yang ada di UI. Mulai program vokasi (diploma 3), sarjana reguler, sarjana kelas paralel, profesi, magister hingga program doktor,'' papar Firmanzah.

Firmanzah menambahkan, Simak UI merupakan jalur seleksi yang memiliki porsi penerimaan terbesar dibandingkan semua jalur seleksi lain, yaitu sebesar 56 persen. Biasanya secara keseluruhan, UI menerima mahasiswa sekitar 4.500-5.000. Dengan begitu, sekitar 2.520 sampai 2.800 mahasiswa UI diterima melalui seleksi yang pendaftaraannya telah dibuka pada 19 Januari 2009 ini.

Selebihnya atau 44 persen mahasiswa akan ditentukan melalui jalur-jalur penerimaan lainnya. Antara lain, SNMPTN, program Kerja Sama Daerah dan Industri, Olimpiade Sains, Atlet Berprestasi, Seniman Berprestasi, dan program Prestasi dan Pemerataan Kesempatan Belajar (PPKB).

Firmanzah mengungkapkan, ada alasan tersendiri kenapa Simak UI mendapat jatah yang paling besar. Antara lain, karena jalur ini merupakan seleksi yang sepenuhnya dilakukan oleh UI. Mulai dari pembuatan soal, penyelenggara, pengawas, hingga pemeriksa dan penilai. ''Kami merasa lebih yakin dengan jalur seleksi ini karena kami berperan di seluruh proses seleksi,'' papar Firmanzah.

Di samping itu, tambahnya, jalur penerimaan mahasiswa baru ini pun dinilai memiliki kelebihan lain. Yaitu lebih efektif dan efisien. Karena calon mahasiswa hanya perlu membeli satu formulir pendaftaraan untuk beberapa program studi. Calon mahasiswa pun tidak harus datang ke UI untuk mengikuti ujian. Karena UI bekerja sama dengan panitia lokal di 33 provinsi di seluruh Indonesia.

Ujian Simak UI akan dilakukan secara serentak pada tanggal 1 Maret 2009. Beberapa kota yang melangsungkan ujiannya antara lain Banda Aceh, Batam, Pekanbaru, Jambi, Padang, Palembang, Tanjung Pinang, Bandar Lampung, Serang, Jakarta, Bogor, Bandung, Semarang, Magelang, Yogyakarta, Surabaya, Malang, Pontianak, Banjarmasin, Balikpapan, Palangkaraya, Makassar, Manado, Palu, Kendari, Gorontalo, Ambon, Manokwari, Jayapura dan Mataram. Untuk pendaftaran pun cukup dilakukan melalui internet.

Untuk soal ujian, Firmanzah mengatakan, lebih kurang sama dengan soal SNMPTN. Dengan begitu, hal ini bisa menjadi nilai tambah bagi calon mahasiswa yang ternyata tidak lulus Simak UI. Karena masih diperbolehkan mengikuti SNMPTN.

Untuk jalur penerimaan mahasiswa lain, Firmanzah mengaku bekerja sama dengan berbagai pihak. Seperti program Kerja Sama Daerah dan Industri yang melibatkan pemerintah daerah di seluruh Indonesia. Program ini digelar untuk meningkatkan potensi daerah. '' Pemerintah daerah mengirimkan siswa terbaiknya untuk belajar di UI. Setelah lulus, putra daerah tersebut harus kembali untuk membangun daerahnya,'' kata Firmanzah.

Sementara program Olimpiade Sains dan Atlet Berprestasi ditujukan bagi mereka yang memiliki prestasi di satu bidang tertentu. Seperti pernah menjadi juara Olimpiade Sains atau pernah menjadi juara di satu bidang olah raga.

Tidak hanya UI yang memberikan jumlah kursi terbesar untuk seleksi yang dilakukan secara mandiri. Hampir seluruh perguruan tinggi negeri di Indonesia mengembangkan seleksi masuk yang bervariasi. Disamping seleksi bersama dibawah koordinasi Depdiknas, juga dilakukan seleksi mandiri.

Konsep yang sama juga dikembangkan Universitas Islam Negeri (UIN) atau Universitas Negeri. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta (UINJ), mengembangkan tiga jalur penerimaan mahasiswa baru. Yaitu Program Penelusuran Minat dan Kemampuan (PMDK), ujian mandiri, dan SNMPTN.

Sebanyak 20 persen mahasiswa baru UINJ akan diseleksi melalui jalur PMDK. Jumlah ini setara dengan porsi yang diberikan untuk jalur SNMPTN. Sisanya, atau sebesar 60 persen, diberikan untuk penerimaan mahasiswa jalur mandiri. Kepala Biro Administrasi Akademik dan Kemahasiswaan UINJ, Drs Abdul Somad, MA menjelaskan, pemberian porsi terbesar kepada jalur mandiri karena merupakan jalur yang sepenuhnya dijalnkan oleh kampus. Dengan begitu, hasilnya pun dapat dipertanggungjawbakan sepenuhnya.

Alasan lainnya, tambah Abdul, dalam seleksi mandiri ada seleksi membaca Alquran. ''Membaca Alquran merupakan kemampuan yang wajib dimiliki oleh mahasiswa UIN. Jika porsi terbesar kami berikan melalui jalur mandiri, maka bisa dipastikan sebagian besar mahasiswa baru UINJ sudah bisa membaca Alquran,'' ujar Abdul.

Sementara jalur PMDK diberikan kepada siswa yang mendapat ranking satu hingga tiga terbaik di SMU, MA, dan pesantren unggulan di seluruh Indonesia. Biasanya, ada sekitar 500 sekolah dan pesantren yang diundang. Namun yang kemudian diterima tidak mencapai setengahnya.

Banyaknya jalur yang disediakan seharusnya memberikan jalan bagi seseorang yang ingin berkuliah. Apalagi dengan berbagai kemudahan yang ditawarkan. Dengan begitu, dapat memberikan kesempatan seluas-luasnya bagi calon mahasiswa untuk menggapai cita-cita. Pada akhirnya, dapat meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar