Tahun 2009 merupakan tahun spesial. Karena tahun ini Indonesia akan menggelar pesta politik terbesar, yaitu pemilihan umum (pemilu). Banyak yang berharap hajatan besar ini mampu memberikan sumbangsih pada pergerakan ekonomi. Hal ini karena banyaknya uang yang akan beredar untuk mendukung dan meramaikan pemilu. Terlebih, setelah Indonesia merasakan dampak krisis keuangan global yang terus berlangsung sejak akhir tahun lalu.
Industri otomotif, khususnya sepeda motor pun menaruh harapan serupa. Pihak industri kendaraan roda dua berharap, pemilu dapat membantu meningkatkan angka penjualan sepeda motor di tengah ancaman penurunan angka penjualan akibat krisis keuangan global. Ketua Asosiasi Industri Sepedamotor Indonesia (AISI), Gunadi Sindhuwinata menjelaskan, biasanya momentum pemilu memiliki pengaruh positif terhadap kegiatan ekonomi, termasuk industri sepeda motor. ''Ini terkait dengan kegiatan kampanye yang membutuhkan banyak hal,'' ujar Gunadi.
Meskipun begitu, Gunadi tidak menaruh harapan terlalu besar. Ia tidak yakin momentum pemilu kali ini apat memberikan kontribusi besar untuk menaikan angka penjualan motor. Alasannya, momentum pemilu hanya berlangsung dalam waktu singkat. ''Untuk kampanye paling hanya berlangsung hingga April. Waktunya terlalu pendek,'' jelas Gunadi yang juga menjabat sebagai Presiden Direktur Indomobil Group.
Ia menambahkan, angka penjualan sepeda motor di tahun 2009 diprediksi akan turun hingga 30 persen. Tahun 2008, penjualan sepeda motor mencapai angka 6.216.183 unit. Dengan begitu, tahun 2009 penjualan motor akan berada dikisaran angka 4,35 juta. Jika dirata-ratakan, maka dalam satu bulan hanya akan ada sekitar 365 ribu unit motor terjual.
Pemilu, jelasnya, paling hanya akan mampu mendorong angka penjualan rata-rata per bulan maksimal sama dengan tahun lalu yang mencapai 500 ribu unit per bulan. Sedangkan momentum pemilu diprediksi hanya akan dirasakan lebih kurang selama dua bulan lagi (Maret-April). Dengan begitu, ujar Gunadi, pemilu paling hanya mampu meningkatkan angka penjualan sekitar 270 ribu unit. Angka ini terbilang sedikit jika dibandingkan dengan penurunan penjualan yang sebesar 30 persen atau sekitar 1,86 juta unit.
Hal senada diungkapkan GM Marketing and Product Development PT Astra Honda Motor (AHM), Sigit Kumala. Ia menjelaskan, hingga saat ini belum ada tanda-tanda positif terkait dengan momentum pemilu. ''Biasanya, setiap menjelang masa-masa kampenye pemilu memang ada peningkatan penjualan yang cukup signifikan. Tapi untuk tahun ini, belum ada tanda-tanda positif,'' paparnya.
Tidak hanya AHM yang belum merasakan 'manisnya' momentum pemilu. Agen tunggal pemegang merek (ATPM) Yamaha, Yamaha Motor Kencana Indonesia (YMKI) pun mengalami hal serupa. Meskipun begitu pihak YMKI masih berharap pemilu dapat membawa angin segar. GM Promotion & Motorsport YMKI, Bambang Asmarabudi mengatakan, motor masih menjadi kendaraaan utama di Indonesia. Dengan begitu, masih ada cukup peluang.
Apalagi, barang pendukung kampenye umumnya diproduksi oleh masyarakat menengah ke bawah termasuk segmen pasar sepeda motor. ''Kami berharap, kampanye dapat memberikan tambahan yang lumayan untuk masyarakat. Dengan begitu, dapat pula mendorong masyarakat untuk membeli motor,'' kata Bambang.
Penjualan Januari
Belum berdampaknya momentum pemilu terhadap penjualan sepeda motor setidaknya dapat terlihat pada penjualan di bulan Januari. Berdasarkan data AISI, penjualan sepeda motor di bulan Januari mengalami penurunan sebanyak 372.855 unit. Dibanding Januari tahun 2008 yang mampu mencatatkan angka 477.658 unit, angka penjualan tersebut mengalami penurunan sebesar 20 persen.
Angka tersebut, kata Gunadi, merupakan hasil dari penurunan yang terus terjadi sejak dimulainya krisis global pada Oktober 2008. Pada Oktober tahun lalu, penurunan yang terjadi sekitar delapan persen. Di bulan November, penurunan sebesar empat persen. Pada bulan Desember, penurunan mencapai 1,8 persen. Sementara dari Desember ke Januari, terjadi penurunan sebesar sembilan persen.
Pada bulan Januari, kata Sigit, Honda berhasil memperoleh penjualan sebanyak 179.600 unit. Dengan market share sebesar 48,9 persen. Sementara Yamaha, berhasil memperoleh penjualan sebanyak 162.135 unit. Dengan begitu, Yamaha berhasil mendapat 44,1 persen market share. ''Dibanding Januari tahun lalu, kami mengalami penurunan sebesar lima persen,'' ujar Bambang.
Gunadi menjelaskan, penjualan motor di bulan Januari masih didominasi oleh segmen bebek (underbone) sebesar 65,5 persen. Kemudian disusul motor otomatis (skutik) yang mencapai 24,83 persen. Sisanya, ditempati motor sport dengan porsi 9,68 persen. Khusus untuk kelas motor otomatis, ujar Gunadi, cenderung mengalami peningkatan.
Gunadi menjelaskan, krisis yang terjadi memang tidak dapat dihindari. Namun, pasar yang ada masih memiliki potensi untuk terus berkembang. Untuk itu, pasar harus terus didorong. ''Perlu diciptakan kepercayaan masyarakat terhadap pasar. Hal ini hanya dapat dilakukan oleh pemerintah melalui pengeluaran stimulus untuk pembangunan di sektor infrastruktur. Dengan begitu dapat meningkatkan daya beli masyarakat,'' ungkap Gunadi. n
Data Penjualan Januari
Total Penjualan 372.855 unit
Motor Bebek 65,5 %
Motor Otomatis 24,83 %
Motor Sport 9,68 %
Sumber: AISI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar