Rabu, Juli 29, 2009

Pasar Ban masih Tergerus

Pasar dalam negeri maupun ekspor anjlok masing-masing sekitar 30 persen.

Krisis ekonomi masih memukul industri otomotif, termasuk ban. Produksi ban secara nasional menurun. Namun, sejumlah produsen mencatat kenaikan kenaikan produksi, misalnya PT Bridgestones Tire Indonesia (BTI) dan Multistrada Arah Sarana (MAS).

Sales Manager Department BTI, John M Arsyad mengatakan, penjualan ban BTI selama dua hingga tiga bulan terakhir mengalami peningkatan. ''Selama dua-tiga bulan terakhir memang terjadi peningkatan, sekitar 10 persen,'' katanya.

Januari 2009, tambahnya, merupakan bulan dengan penjualan terendah. Pada bulan Februari sudah terlihat peningkatan. Maret hingga April, kondisi penjualan BTI semakin membaik. Meskipun dengan peningkatan yang masih landai. Selama Maret, penjualan ban BTI mencapai 200 ribu unit atau naik 33 persen dibanding Februari 2009 yang mencapai angka 150 ribu unit.

John menyebut harga minyak dan komoditas andalan Indonesia yang semakin membaik sebagai salah satu faktor yang membuat naiknya permintaan ban. Apalagi jika melihat fakta bahwa Indonesia cenderung lebih kuat dalam menghadapi krisis keuangan yang sedang terjadi. Indonesia, katanya, masih memiliki kekuatan pasar yang cukup besar.

Kondisi politik atau pemilu juga disebut memiliki kontribusi. ''Tahun-tahun sebelumnya kami memang tidak memikirkan adanya hubungan penjualan ban dengan pemilu. Tapi tahun ini, kami melihat tren itu (hubungan pemilu dengan penjualan ban),'' jelas John.

Hal senada diungkapkan Direktur Operasional PT Multistrada Arah Sarana Tbk (MAS), J Sukarma. Ia menjelaskan, penjualan ban MAS yang tahun lalu turun 15 persen mulai pulih sejak awal April 2009. Satu hal yang menjadi alasannya adalah produsen ban merek Achilles, Corsa, dan Strada ini tidak terlalu banyak bermain di pasar OEM (original equipment manufacturer).

MAS lebih menyasar segmen replacement alias ban pengganti. ''Karenanya kami tidak terlalu tergantung penjualan mobil baru. Dampaknya, kami pun dapat pulih lebih cepat,'' ujar Sukarman.

Pasar tujuan ekspor MAS pun, katanya, relatif lebih kuat terhadap krisis. Sukarman mengatakan, ekspor MAS sebagian besar ke Asia Pasifik, Timur Tengah, dan Eropa.

Kuartal I turun
Meskipun BTI dan MAS mengaku mengalami peningkatan di kuartal pertama 2009, kondisi pasar ban secara umum mengalami penurunan. John mengatakan, pasar ban nasional turun 27-30 persen jika dibandingkan dengan kuartal pertama tahun lalu.

John melihat, penurunan tersebut dikarenakan turunnya industri otomotif nasional. Hal itu berakibat permintaan ban untuk OEM pun ikut mengalami penurunan. Padahal sebelumnya, John memprediksi penurunan penjualan ban hanya sekitar 15-20 persen. Dengan pertimbangan, penjualan mobil akan turun hingga 30 persen.

Sementara data Asosiasi Pengusaha Ban Indonesia (APBI), pada kuartal pertama 2009, pasar ban nasional turun 29 persen menjadi 7,856 juta unit. Namun, jika dilihat per bulan, memang terlihat ada peningkatan. Di Januari 2009, pasar ban nasional hanya sebesar 2,459 juta unit. Kemudian meningkat menjadi 2,634 juta unit di Februari. Sementara di Maret, mencapai angka 2,763 juta unit.

Pada kuartal pertama tahun lalu, APBI mencatat angka penjualan ban nasional sebesar 11,122 juta. Dengan rata-rata penjualan per bulan mencapai angka 3,6 juta unit.

Dari jumlah itu, penjualan ban untuk OEM dalam negeri turun hingga 30,1 persen, atau sebesar 552.337 unit. Sementara penjualan ban replacement juga anjlok 30,8 persen. Dari 2,45 juta unit pada kuartal pertama 2008 menjadi 1,69 juta unit pada tiga bulan pertama tahun ini.

Krisis ekonomi juga menggerus permintaan ban di pasar ekspor. Hingga kuartal pertama 2009, ekspor ban anjlok 28,4 persen menjadi 5,608 juta unit. Padahal pada periode serupa tahun lalu, ekspor ban mencapai 7,88 juta unit.

Dalam menghadapi krisis keuangan global, industri ban motor cenderung lebih kebal ketimbang ban mobil. Di pasar ban motor, penurunan kuartal pertama 2009 hanya sekitar 2,1 persen dibandingkan kuartal pertama 2008. Dari angka 6,650 juta unit, turun menjadi 6,507 juta ban.

Meskipun mengalami kenaikan, John mengatakan, penjualan yang dihasilkan masih 5-8 persen di bawah target. Karenanya, BTI tidak berani memasang target yang terlalu tinggi. Untuk tahun ini, BTI hanya memasang target sama dengan tahun lalu. Yaitu sekitar 12 juta unit atau sekitar satu juta unit per bulan. Sementara untuk market share, BTI menargetkan dapat menguasai 41,6 persen dari keseluruhan pasar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar