Meskipun minim pemain, pertarungan di pasar taksi premium kian marak. Berbagai inovasi untuk menambah kenyamanan penumpang terus ditingkatkan. Mulai dari penyediaan fasilitas pendukung hingga inovasi dalam hal jenis kendaraan yang digunakan. Langkah terbaru dilakukan Blue Bird Group (BBG) beberapa waktu lalu yang memasukkan Mercedez-Benz E-Class ke dalam barisan armada taksi premiumnya.
Sebanyak 400 unit Mercedez-Benz seri E200 Kompressor segera meramaikan jalan raya di Jakarta secara bertahap. ''Volume pengiriman dilakukan secara bertahap selama delapan bulan. Dimulai sejak pertengahan Juni 2009 dengan volume pengiriman sekitar 50 unit per bulan,'' ujar Presiden Direktur BBG, Purnomo Prawiro.
BBG merupakan pemain lama dalam segmen taksi premium. Dimulai pada 1993, BBG memasuki pasar taksi premium dengan bendera Silver Bird. Nissan Cedric dengan ciri khas warna hitam menjadi armada pertama Silver Bird. Di tahun 2007, BBG kembali melakukan gebrakan dengan memasukkan Mercedez-Benz C-Class ke dalam jajaran armada premiumnya.
Melihat kesuksesannya, BBG pun kemudian memutuskan untuk meningkatkan standardisasi taksi premiumnya dengan menarik Mercedez-Benz E-Class. ''Hadirnya Mercedez-Benz E-Class semakin melengkapi jajaran armada Silver Bird yang telah kami miliki yang kini berjumlah 750 unit,'' paparnya.
Gebrakan juga sempat dilakukan oleh pemain lain di pasar taksi premium, yaitu Tiara Ekspress. Operator yang berada di bawah bendera Express Group ini melakukan langkah inovatif dengan menjadikan Toyota Alphard sebagai kendaraan armadanya, tahun lalu. Ketika awal peluncuran, Tiara Ekspress hanya memiliki 45 unit Toyota Alphard 2.4 G. Namun, di akhir tahun ditingkatkan menjadi 100 unit.
Tidak hanya menghadirkan kendaraan mewah berkapasitas banyak (6-7 penumpang), Tiara Ekspress juga melengkapi setiap unit kendaraannya dengan berbagai fasilitas. Misalnya, Wifi untuk memudahkan pengguna note book menjelajah internet di perjalanan hingga layar televisi tujuh inci sebagai sarana hiburan di perjalanan.
Peralatan untuk kemudahan pembayaran pun telah menjadi standar yang harus ada di setiap taksi premium. Dengan begitu, penumpang dapat memilih untuk membayar dengan uang tunai atau menggunakan kartu kredit. Yang tidak ketinggalan adalah GPS (global positioning system) yang digunakan untuk memantau keberadaan taksi setiap saat. Dengan begitu, keamanan penumpang dapat lebih terjamin.
Taksi MPV
Tiara Ekspress bukan operator pertama yang menggunakan kendaraan berkapasitas banyak (multi purpose vehicle/MPV). Operator lain, PT Kharisma Muda telah menerapkan langkah serupa beberapa saat sebelumnya. Dengan bendera MaXi Cab, operator taksi ini memasuki pasar taksi mewah dengan mengandalkan VW Caravelle sebagai armadanya. Jenis taksi ini diklaim, tak kalah mewah dibandingkan dengan Alphard.
Penggunaan kendaraan berkapasitas banyak tampaknya akan menjadi tren baru di pasar taksi premium. Apalagi setelah BBG juga merencanakan untuk ikut mengambil pasar di kelas ini. Purnomo mengatakan, dalam dua hingga tiga bulan ini, BBG akan menambah armadanya dengan 100 kendaraan berkapasitas enam hingga tujuh penumpang.
''Kami belum memutuskan akan menggunakan kendaraan apa. Salah satu yang menjadi pertimbangan kami adalah Mercedez-Benz Vito. Tapi tidak menutup kemungkinan untuk menggunakan merek dan tipe lain,'' papar Purnomo.
Purnomo menambahkan, pasar taksi premium berkapasitas banyak akan selalu ada. Yaitu untuk masyarakat kelas atas yang ingin berakhir pekan, liburan, atau sekadar pergi ke mal bersama keluarga. Namun, ia memperkirakan, jenis taksi ini tidak akan menggeser pasar taksi sedan. Karena, penggunaan taksi tidak selalu untuk keperluan keluarga. ''Kalau hanya bepergian dua atau tiga orang, masyarakat cenderung malas menggunakan mobil besar,'' ujarnya.
Gubernur DKI Jakarta, Fauzi Bowo menjelaskan, keberadaan taksi premium akan semakin menambah kekayaan kota Jakarta. Kendaraan jenis ini juga diperlukan untuk meningkatkan kualitas angkutan yang aman dan nyaman. ''Bisnis taksi merupakan peluang dan ajang persaingan yang ketat. Karena di taksi premium layanan merupakan hal yang harus dipenuhi selain fungsinya sebagai jasa transportasi,'' katanya.
Selain itu, tambah Fauzi Bowo, keberadaan taksi premium juga dimaksudkan untuk meningkatkan citra Jakarta di negara lain. Setidaknya, kini Jakarta bisa sejajar dengan Kuala Lumpur, Singapura, dan Bangkok yang memiliki armada taksi mewah.
Karena itu, pemerintah berharap dengan semakin meningkatnya pelayanan taksi premium dapat ikut meningkatkan program pariwisata pemerintah, terutama program Enjoy Jakarta. Harapan ini sesuai dengan pasar taksi premium yang juga menyasar ekspatriat sebagai pelanggannya di samping eksekutif, pebisnis, dan masyarakat kelas atas lainnya.
Untuk mendukung program pariwisata pemerintah tersebut, setiap pengendara taksi premium dilengkapi dengan berbagai keterampilan. Mulai dari kemampuan berbahasa Inggris untuk berkomunikasi dengan turis, hingga pengenalan kendaraan secara umum, kemampuan P3K, cara mengemudi aman, bela diri, serta pengenalan berbagai objek wisata yang ada di Jakarta.
Foke panggilan akrab Fauzi Bowo menjelaskan, pengemudi taksi merupakan duta bangsa dalam bidang pariwisata. Sebuah bangsa atau negara dapat dinilai dari pelayanan yang diberikan supir taksi. Jika supir taksi melayani dengan baik maka kesan terhadap bangsa itu juga baik.
Namun jika supir membuat kesan yang buruk, maka selain membuat perjalanan mereka tidak menyenangkan. ''Para turis pun akan menilai keseluruhan bangsa dengan citra yang juga buruk,'' tandas Fauzi Bowo.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar