Indonesia memang terbukti sebagai negara yang tahan krisis. Salah satu indikatornya adalah ketahanan industri otomotif nasional di tengah krisis keuangan yang menggoyang hampir seluruh negara. Hingga semester pertama 2009, industri otomotif nasional terus melaju. Ini terlihat dari peningkatan yang terus terjadi di tiga bulan terakhir.
Data Gabungan Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) memperlihatkan, hingga Juni 2009, indutri otomotif nasional mencapai angka penjualan sebanyak 210.246 unit. Jika dilihat secara keseluruhan, angka ini memang turun 28,16 persen jika dibandingkan dengan semester pertama 2008 yang mencapai angka 292.670 mobil. Namun jika dilihat konsistensinya, otomotif Indonesia menunjukan peningkatan.
Peningkatan mulai terlihat sejak tiga bulan terakhir. Di April, tercatat 34.604 unit mobil yang terjual. Bulan Mei kembali terjadi pertumbuhan menjadi 35.818 unit. Juni menjadi bulan terbaik selama semester pertama 2009. Di bulan ini, terjadi penjualan kendaraan roda empat sebanyak 39.567 unit.
Angka ini merupakan prestasi yang cukup memuaskan sejak Indonesia terkena dampak krisis sejak akhir tahun lalu. Ketika awal krisis Oktober 2008 silam, terjadi penurunan penjualan yang cukup drastis. Pada bulan ini, Gaikindo hanya mencatat penjualan mobil sebanyak 54.813 unit. Angka ini terus turun menjadi 46.119 di November dan 39.651 unit di Desember.
Penurunan ini, masih terjadi di awal tahun 2009. Pada Januari misalnya, hanya ada 31.624 unit mobil yang terjual. Di Februari, terjadi sedikit peningkatan penjualan menjadi 34.506 unit. Angka ini kembali terkoreksi di Maret hingga menjadi 34.127 unit.
Pada Juli 2009, Toyota masih memimpin pasar dengan penjualan sebanyak 17.030 unit. Kemudian diikuti oleh Daihatsu 5.171 unit, Mitsubishi 4.799 unit, Suzuki 3.774 unit, Honda 2.630 unit, Nissan 1.776 unit, Isuzu 1.212 unit, Hino 962 unit, Ford 410 unit, dan Mercedes-Benz 389 unit.
Ketua Gaikindo, Bambang Trisulo mengatakan, pada semester pertama 2009, dunia otomotif nasional terus mengalami kebangkitan dari dampak krisis. Beberapa pendorongnya antara lain kondisi makro ekonomi yang cukup stabil. ''Berbagai indikator makro terus memperlihatkan stabilitas. Misalnya, action rate dan tingkat SBI yang terus turun serta inflasi yang membaik. Harga minyak dunia dan Indonesia pun, meskipun sempat turun-naik, tapi cukup stabil belakangan ini. Ini yang mendorong penjualan mobil di semester pertama,'' katanya.
Selain itu, faktor Pemilu Presiden yang cenderung berjalan lancar dan aman juga turut mempengaruhi peningkatan penjualan mobil. Meskipun, jelasnya, ada sedikit penurunan jika dibandingkan dengan tahun lalu. Konsumsi domestik (termasuk pembelian di sektor otomotif) ikut meningkat karena adanya pesta demokrasi tersebut.
Bambang mengatakan, segmen MPV (multi purpose vehicle) masih menjadi primadona dengan menguasai market share otomotif nasional. Jika dilihat dari persentase, peningkatannya tidak terlalu tinggi. Tapi, jika dilihat dari angka absolut, peningkatan kelas MPV paling besar. Yaitu, hampir dua ribu unit.
Direktur Pemasaran PT Toyota Astra Motor (TAM), Joko Trisanyoto menjelaskan, dasar penjualan Toyota di semester satu cukup baik. Ini bisa terlihat dari prestasi Toyota mempertahankan kepemimpinan pasar dengan menguasai 37,7 persen. Angka ini meningkat jika dibandingkan dengan market share tahun lalu yang hanya mencapai 34,5 persen, dan market share tengah tahun yang hanya mencapai 33,7 persen. ''Prestasi lainnya adalah penurunan market share Toyota yang hanya sekitar 19,8 persen dan berada di bawah penjualan nasional,'' katanya.
Peningkatan market share ini, katanya, dikarenakan pertumbuhan di segmen MPV. Seperti Avanza yang penguasaan pasarnya meningkat 20 persen dibanding periode sama tahun lalu. Atau juga Kijang Innova yang mampu mempertahankan market share tahun lalu sebesar 78,8 persen. Rush pun mengalami peningkatan, dari 39,9 persen di tahun 2008 menjadi 41 persen di 2009.
Nnamun, Joko menjelaskan, segmen sedan Toyota memang tidak memberikan hasil optimal. Hal ini karena kurangnya suplai di kuartal pertama. ''Awalnya kami memperkirakan akan ada penurunan pembelian untuk kelas sedan. Karenanya, kami menurunkan stok yang tidak banyak. Tapi, ternyata permintaannya cukup tinggi. Sehingga, di akhir semester satu kami sudah kehabisan stok,'' papar Joko.
Ia mengklaim, kemampuan Toyota untuk terus berada di posisi pertama pasar otomotif karena Toyota memiliki kekuatan yang besar. Seperti jumlah outlet dan sumber daya manusia yang banyak. ''Kekuatan yang besar tersebut menjadi kelebihan untuk mengatasi pasar yang sedang krisis,''ujarnya.
Peningkatan pangsa pasar juga terjadi di Chevrolet. Managing Director General Motor Auto World Indonesia (GMAI), Mukiat Sutikno mengungkapkan, penjualan Chevrolet di semester pertama 2009 meningkat sekitar 10 persen jika dibandingkan periode sama tahun lalu.
''Penambahan outlet di daerah baru dan kemunculan Captiva AWD merupakan pendorong meningkatnya penjualan Chevrolet secara keseluruhan, sehingga turut meningkatkan market share kami di semester pertama,'' ujar Mukiat.
Sementara itu, Marketing & Aftersales Service Director PT Honda Prospect Motor (HPM), Jonfis Fandy mengatakan, secara umum penjualan Honda pada semester pertama tahun ini cukup baik. Dalam lima bulan pertama, katanya, penjualan Honda terus mengalami peningkatan. ''Kami yakin dengan performa penjualan produk-produk yang terus stabil di masing-masing kelas, serta peluncuran produk terbaru, yaitu Honda Freed, penjualan Honda di paruh kedua tahun 2009 akan lebih baik lagi,'' ujar Jonfis.
Hingga akhir semester satu, Honda telah mencatat total penjualan sebesar 15.254 unit, dengan pangsa pasar sebesar 7,3 persen. Khusus di bulan Juni, penjualan total Honda tercatat sebanyak 2.630 unit. All New Honda Jazz masih menyumbang penjualan tertinggi bagi Honda pada selama semester pertama 2009, yaitu sebesar 7.450 unit dan menguasai pangsa pasar sebesar 51 persen. Khusus di bulan Juni, Honda Jazz menembus penjualan sebesar 1.032 unit sehingga menjadi market leader di kelas hatchback.
Semester dua
Bambang memprediksi, industri otomotif nasional akan terus melaju pada semester kedua 2009. Menurutnya, jika tren peningkatan terus dapat dipertahankan, maka pada semester kedua otomotif akan mengalami peningkatan minimal lima hingga 10 persen. Pendorongnya antara lain, banyaknya kegiatan bersama. Seperti lebaran dan liburan akhir tahun.
''Jika melihat angka penjualan semester satu yang mampu mencapai kisaran angka 210 ribu, maka, penjualan di semester kedua diperkirakan akan berada di kisaran 240 ribu unit. Dengan begitu, hingga akhir tahun dapat mencapai angka 450 ribu unit,'' jelas Bambang.
Hal senada diungkapkan Joko. Ia memprediksi, peningkatan akan lebih fokus di kuartal ketiga. Ini karena adanya lebaran yang biasanya meningkatkan angka penjualan mobil. ''Untuk kuartal empat, saya belum punya gambaran. Karena kondisi ekonomi dan pasar ekonomi global dan Indonesia di kuartal empat memang belum pasti. Tapi, kemungkinan tidak akan lebih dari kuartal tiga,'' ujarnya.
Mukiat pun mengatakan hal serupa. ''Penurunan di kuartal empat bukan karena pasarnya lesu. Tapi lebih karena masyarakatnya pergi berlibur,'' jelas Mukiat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar