Rabu, Juli 29, 2009

Asuransi Kendaraan pun Kena Imbas

Pada saat situasi krisis, kualitas risiko asuransi makin baik.

Di Indonesia, proses jual-beli kendaraan bermotor didominasi oleh pembelian dengan menggunakan jasa perbankan atau lembaga pembiayaan (leasing). Secara persentase, pembelian secara kredit mencapai 80 persen jika dibandingkan dengan pembelian secara tunai.

Karena melibatkan perbankan atau lembaga pembiayaan, umumnya masyarakat yang membeli mobil baru secara kredit, akan mendapatkan jaminan asuransi kendaraan bermotor. Produk asuransi ini biasanya merupakan bagian dari perjanjian kerja sama antara perusahaan asuransi dan lembaga pembiayaan atau perbankan. Karenanya tak ayal, krisis keuangan global yang menghantam indutri otomotif diperkirakan pula akan mempengaruhi industri asuransi kendaraan bermotor.

Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) memperkirakan, tahun 2009 ini akan terjadi penurunan angka penjualan sebesar 25-30 persen. Di tahun 2008, penjualan mobil nasional mampu menembus angka 607 ribu unit. Dengan begitu, akibat krisis keuangan yang bermula dari Amerika Serikat di tahun ini, diperkirakan penjualan mobil hanya mampu mencapai angka 400 ribu sampai 450 ribu unit.

Ketua Bidang Pengembangan Niaga Gaikindo, Jongkie D Sugiarto menjelaskan, menurunnya angka penjualan mobil nasional pasti diikuti oleh penurunan industri pendukungnya. Mulai dari suku cadang hingga asuransi kendaraan. Hal ini karena asuransi dan industri lain yang terkait dengan otomotif memiliki hubungan yang linier. Jika industri otomotif mengalami peningkatan, maka industri pendukungnya pasti mengikuti.

Begitu pun sebaliknya. ''Turunnya angka penjualan kendaraan akibat krisis keuangan yang sedang terjadi turut memberikan dampak kepada industri lain yang terkait. Tidak terkecuali asuransi. Karena logikanya, asuransi baru ada jika ada mobil baru,'' ujar Jongkie, beberapa waktu lalu.

Hal senada diungkapkan Assistant Vice President PT Asuransi Takaful Umum, Irdianto. Ia menambahkan, perkembangan asuransi kendaraan bermotor berjalan seiring dengan perkembangan industri otomotif. ''Asuransi kendaraan bermotor di tahun ini (2009) diprediksi akan mengalami penurunan. Untuk besarannya, akan sama dengan besaran penurunan angka penjualan mobil,'' papar Irdianto.

Kepala Divisi Kendaraan Bermotor Asuransi Jasindo, Sahata Lumban Tobing pun mengungkapkan hal yang sama. Ia mengatakan, krisis keuangan global yang tengah terjadi akan membuat angka pertumbuhan asuransi kendaraan menurun. Di tahun 2008, tambahnya, angka pertumbuhan asuransi kendaraan bermotor mencapai 10-15 persen.

'Pertumbuhan asuransi kendaraan bermotor pasti akan mengalami penurunan. Namun, saya belum bisa memprediksi berapa penurunan pertumbuhan yang akan terjadi di tahun 2009. Yang pasti, lebih rendah dibanding tahun 2008,'' ungkap Sahata. Meskipun begitu, papar Sahata, ada sisi baik dari krisis keuangan yang sedang terjadi. Di saat krisis, biasanya permintaan untuk kredit semakin sulit. Antara lain terlihat dengan semakin besarnya uang muka yang harus disiapkan.

Dari sisi kualitas risiko, lanjut Sahata, kondisi ini semakin baik. Karena kualitas orang mengajukan kredit di saat sulit pasti orang yang mampu dari sisi finansial.Dengan begitu, kualitas risiko pemohon asuransi akan lebih baik atau prudent. Kondisi ini memang terbalik dibandingkan jumlah angka penjualan. Jadi, dari sisi penjualan menurun, namun dari sisi kualitas risiko lebih baik.

Fenomena turunnya pertumbuhan asuransi kendaraan akibat turunnya angka penjualan kendaraan pernah terjadi di tahun 2006. Penjualan otomotif pada tahun itu menurun sebesar 40 persen. Dari 533 ribu unit di tahun 2005 menjadi hanya 310 ribu unit pada tahun 2006. Dampaknya, pendapatan premi asuransi kendaraan pun ikut turun. Jika sebelum tahun 2006 kenaikan pendapatan premi mencapai 10 hingga 15 persen. Maka di tahun 2006, turun antara 20-35 persen.

Jumlah premi yang berhasil dihimpun perusahaan asuransi untuk kendaraan bermotor memang cukup besar, bahkan mampu mencapai puluhan triliun rupiah. Tidak heran jika banyak perusahaan asuransi yang tertarik ke asuransi kendaraan. Jasindo misalnya, menawarkan empat pilihan kepada para pemegang polisnya. Ada Jasindo Oto Gold, Silver, Classic dan Jasindo Oto Plus.

Takaful Umum menawarkan dua pilihan, yaitu Abror Hasan dan Mumtaz. Asuransi Sinar Mas, mempunyai produk yang sangat terkenal yaitu Simas Mobil. Produk yang satu ini merupakan Asuransi Kendaraan Bermotor yang memberikan jaminan Huru Hara terluas.

Karenanya, menanggapi ancaman krisis keuangan global saat ini, para pelaku asuransi kendaraan menerapkan beberapa strategi. Irdianto mengatakan, PT Asuransi Takaful Umum akan memperpanjang usia mobil yang dapat diasuransikan. Jika sebelumnya hanya mobil berusia lima tahun yang dapat di-cover pihak asuransi. Kini diperluas menjadi tujuh hingga 10 tahun.
Dengan cara ini, ujar Irdianto, kendaraan yang tidak ter-cover perusahaan lain namun masih layak bisa diambil.

Sehingga dapat meningkatkan pendapatan. Cara lain yang digunakan adalah memperbanyak rekanan, baik bank maupun lembaga pembiayaan. ''Dengan langkah-langkah ini, kami berharap setidaknya tahun ini dapat menyamai pencapaian tahun lalu yang mencapai 20 persen dari seluruh market share di asuransi kendaraan,'' kata Irdianto.

Langkah lain diambil Asuransi Jasindo. Perusahaan asuransi ini lebih memilih meningkatkan budaya kerja dan good corporate government (GCG). Yaitu menggunakan pengalaman-pengalaman yang telah didapat untuk meningkatkan kinerja perusahaan. Antara lain, kata Sahata, dengan melayani klaim pelanggan dengan lebih baik, lebih ramah, dan lebih cepat.

Penyelesaian klaim dengan baik merupakan hal yang penting. Karena, jika dibiarkan berlarut-larut, hal tersebut bisa menjadi masalah baru. Apalagi dalam kondisi menurunnya pertumbuhan industri asuransi kendaraan bermotor. ''Untuk langkah jangka panjang, kami masih melihat perkembangan yang terjadi lebih lanjut,'' ujar Sahata.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar