Di dunia otomotif, commercial vehicle adalah jenis kendaraan yang terluka paling dalam akibat dampak krisis keuangan global yang diawali dengan runtuhnya perekonomian Amerika Serikat. Sejak badai krisis pertama kali terasa di akhir tahun lalu, angka penjualan kendaraan komersial terus menurun. Hal ini seiring dengan pertumbuhan perekonomian yang juga mengalami penurunan.
Marketing Communication Manager PT Toyota Astra Motor (TAM), Achmad Rizal menjelaskan, kendaraan komersial sangat rentan, khususnya terhadap perkembangan ekonomi. ''Kalau industri otomotif turun, maka kendaraan komersial pasti yang pertama kali turun. Sebaliknya, kalau sedang naik, maka kendaraan komersial yang paling cepat pulih,'' papar Rizal.
Hal senada diungkapkan Presiden Direktur Indomobil Group, Gunadi Sindhuwinata. Pada suatu pertemuan, ia mengatakan, dibanding jenis kendaraan lainnya, kendaraan komersial merupakan yang paling responsif. ''Karena peruntukan kendaraan ini memang untuk bisnis. Jadi, kalau bisnis sedang lesu, maka pembelian kendaraan ini akan turun. Begitu pun sebaliknya, kalau bisnisnya sedang bagus. Maka penjualan kendaraan jenis ini akan meningkat,'' katanya.
Chief Operation Officer Astra International, Herry Triono mengatakan hal yang sama. ''Kalau pasarnya turun, maka penurunan paling besar terjadi di jenis kendaraan komersial. Begitu pula sebaliknya,'' jelas Herry.
Karenanya, tak heran jika di semester pertama 2009 kendaraan komersial mengalami penurunan yang cukup signifikan sebagai dampak krisis keuangan global. Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), hingga Juni 2009 kendaraan komersial mencatatkan penjualan sebanyak 57.562 unit. Atau menguasai pasar otomotif nasional yang mencapai 210.246 unit sebesar 27,4 persen.
Pangsa pasar kendaraan komersial masih berada di posisi kedua di atas sedan yang hanya mendapat market share sebesar 5,1 persen. Posisi pertama masih dikuasai oleh non-commercial vehicle dengan penguasaan pasar sebanyak 67,4 persen.
Sebelumnya, kendaraan yang digunakan untuk berbisnis ini menutup 2008 dengan angka penjualan terendah sepanjang tahun, yaitu 9.584 unit. Penurunan ini terus terjadi hingga ke awal tahun. Kendaraan komersial mengawali tahun 2009 dengan angka penjualan yang cukup rendah, yaitu hanya 7.822 unit.
Angka tersebut sedikit membaik dengan mengukuhkan pencapaian 10.255 unit di Februari sebelum akhirnya turun menjadi 9.607 di Maret. Penurunan kembali terjadi di April ke posisi 9.413 unit. Peningkatan baru mulai terlihat kembali sejak Mei dengan perolehan 9.620 unit dan 10.845 unit di Juni. Dengan begitu, selama enam bulan pertama 2009, pasar kendaraan komersial mencapai 57.562 unit.
Secara keseluruhan di semester satu, pick up 2WD menguasai pasar kendaraan komersial dengan dominasi pasar sebanyak 41,3 persen atau 23.778 unit. Khusus di bulan Juni, pick up 2WD menguasai pasar kendaraan komersial dengan dominasi pasar sebanyak 48 persen. Atau berhasil mencapai angka penjualan sebanyak 5.211 unit. Angka ini mengalami kenaikan yang signifikan dari penjualan di Mei yang hanya 3.991 unit saja.
Posisi kedua semester pertama adalah light truck yang mampu menjual sebanyak 23.329 unit dan mengambil 40,52 persen market share. Khusus di Juni, kelas ini mampu menjual sebanyak 3.810 unit atau sekitar 35,1 persen dari pasar kendaraan komersial.
Beda dengan pick up 2WD, prestasi kelas ini di Juni mengalami penurunan dari bulan sebelumnya yang berhasil mencapai penjualan 4.217 unit. Selebihnya, diperebutkan oleh pick up 4WD, medium truck, bus, dan heavy truck.
Jika dilihat berdasarkan merek, Mitsubishi masih menjadi pemimpin pasar di kelas kendaraan komersial dengan penguasaan pasar sebesar 33,6 persen. Diikuti oleh Suzuki yang memiliki pasar sebanyak 15,6 persen. Selebihnya, adalah Isuzu, Toyota, dan Daihatsu yang penguasaan pasarnya masing-masing merek kurang dari 10 persen.
Di kelas pick up 2WD pada Juni 2009, Mitsubishi dan Suzuki masih menjadi dua pemain besar. Masing-masing menyumbangkan penjualan sebesar 1.691 unit untuk Carry (Suzuki) dan 1.065 unit untuk L300 serta 720 unit untuk T120SS (Mitsubishi).
Di kelas light truck 2WD pada Juni 2009 pun Mitsubishi tetap menjadi penguasa pasar dengan Canter. Produk ini memimpin pasar dengan penguasaan sebanyak 53,6 persen atau sebanyak 2.044 unit. Dyna menempati posisi kedua dengan pangsa pasar sebesar 21 persen atau sebanyak 800 unit. Di tempat ketiga, ada ELF yang hanya mampu menjual sebanyak 420 unit yang menjadikannya mendapat market share sebesar 11 persen.
Rizal menjelaskan, pada semester satu 2009 memang terjadi penurunan yang cukup berarti di kendaraan komersial, yaitu sekitar 30 persen. Angka ini berada di bawah penurunan pasar otomotif secara nasional yang berada di kisaran 28 persen. ''Karena biasanya kalau ada penurunan jenis kendaraan ini memang yang terparah,'' ujarnya.
Namun, katanya, penjualan jenis kendaraan ini terus membaik. Karenanya, ia yakin jika di semester kedua 2009 pasarnya akan sedikit membaik. Pasalnya, harga komoditas di beberapa daerah terus membaik. ''Saya perkirakan akan sedikit naik dan membaik dibandingkan dengan semester satu. Namun, tidak akan jauh dari penurunan 30 persen,'' tambahnya.
Hal senada diungkapkan Herry. Ia menjelaskan, dibanding semester pertama, semester kedua akan naik sekitar 10-15 persen. Hal ini akan berlangsung setelah pemilu selesai digelar. Beberapa hal selain harga komoditas yang membaik yang dikatakannya sebagai faktor pendukung antara lain, BI rate yang terus turun. Apalagi psikologis masyarakat pun sudah mulai membaik dan ditambah dengan harga yang cenderung stabil.
''Yang tidak kalah penting adalah masyarakat melihat adanya dukungan dan campur tangan pemerintah untuk menjaga agar krisis keuangan global tidak sampai memberikan dampak yang parah terhadap perekonomian. Sebab hal itu juga berimbas kepada industri otomotif nasional,'' ungkap Herry.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar